SEHARUSNYA AKU MENDENGARKAN
Ia duduk mendengarkan, ketika Paulus berbicara. Dan Paulus menatap dia dan melihat, bahwa ia beriman dan dapat disembuhkan.
(Kis. 14:9)
Ada seorang wanita yang keluar dari katedral yang terletak di pusat kota New York. Saat itu ia merasa sangat kesepian. Hidupnya terasa hampa. Di depan katedral, ia berpapasan dengan seorang penulis terkenal, Paulo Coelho. Ia memperkenalkan dirinya dan memberitahu betapa ia tergila-gila dengan novel-novel penulis Brasil itu. Ia mengomentari semua hal menarik yang ia dapatkan dari buku-buku sang penulis. Penulis itu mendengarkan dalam diam, kemudian mengucapkan terima kasih, lalu pergi. Belakangan wanita itu menyadari bahwa ia telah membuang-buang kesempatan. Pertemuan itu sangat langka, dan tentu saja bukan sekadar kebetulan. Adalah lebih berguna seandainya ia yang diam dan mendengarkan apa yang hendak dikatakan penulis buku-buku spiritual itu.
Sobat Lansia, kita manusia, kadang bersikap seperti wanita itu. Dalam ibadah, dalam doa-doa kita, dalam perenungan kita akan firman Allah, kadang kita yang terlalu banyak bicara. Kita kurang mendengarkan. Padahal, lebih baik bila kita mendengarkan apa yang hendak Allah katakan kepada kita, dan bukannya melulu menyampaikan segala keluhan, permohonan dan bahkan mungkin perintah-perintah kita untuk didengarkan Tuhan.
DOA :
Ya Tuhan, ajarlah kami untuk mendengarkan firman dan kehendak-Mu dalam kehidupan kami. Dan bukannya terus-menerus hanya meminta dan memohon tentang keinginan dan keluhan-keluhan kami. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama