“Dan Allah, yang mengenal hati manusia, telah menyatakan kehendak-Nya untuk menerima mereka, sebab Ia mengaruniakan Roh Kudus juga kepada mereka sama seperti kepada kita ….

(Kis. 15:8)

Dalam tradisi Yahudi, ada mitos mengenai Rabi Zuya, yang memutuskan untuk meniru kehidupan Nabi Musa. Selama bertahun-tahun ia mencoba berperilaku seperti sang Nabi, dengan harapan dirinya akan mencapai kesucian seperti Musa. Namun, ia tidak pernah mencapai hasil. Suatu malam, karena lelah belajar, ia tertidur lelap. Dalam tidurnya, ia bermimpi Tuhan datang menemuinya. “Mengapakah hatimu begitu gelisah, anak-Ku?” tanya Tuhan kepadanya. “Hari-hari kehidupanku akan segera berakhir, dan aku masih jauh dari seperti Musa,” jawab Zuya. Kata Tuhan, “Jika Aku membutuhkan Musa yang lain, Aku akan menciptakannya.” Lalu lanjut-Nya lagi, “Di penghakiman terakhir, Aku tidak akan bertanya apakah Engkau sudah menjadi seorang Musa yang baik. Aku menciptakan Engkau sebagai Zuya, dan Aku akan bertanya apakah Engkau sudah menjadi Zuya yang baik.”

Sobat Lansia, memang adalah baik untuk belajar dari kebaikan seseorang yang dianggap suci atau meniru teladan seorang nabi. Akan tetapi adalah hal yang mustahil untuk menjadi seperti mereka. Tuhan menciptakan kita dengan segala keunikan pribadi kita masing-masing. Dia menerima kita, mengenal kita, dan telah mengaruniakan Roh Kudus untuk menuntun kehidupan kita.

DOA:

Ya Tuhan, bimbinglah kami untuk menemukan tujuan kehidupan kami yang khusus seturut tuntunan Roh Kudus-Mu. Amin.