Ibrani 10:24-25

Dan marilah kita saling Ibrani memperhatikan supaya kita saling mendorong dalam kasih dan dalam pekerjaan baik.

(Ibrani 10:24)

Tonny dikenal sebagai pribadi yang cerdas di sekolahnya. Ia selalu mendapatkan peringkat tertinggi. Setiap kali guru mengajukan berbagai model pertanyaan, Tonny selalu sigap dan benar menjawab pertanyaan tersebut. Sayangnya, Tonny juga dikenal oleh teman-temannya sebagai pribadi yang tertutup. Setiap kali diajak untuk bermain bersama atau berdiskusi kelompok, ia selalu menolak. Tonny yang pintar tidak pernah mau berbagi ilmu kepada teman-temannya. Tak heran kalau ia dianggap egois sekaligus sombong oleh teman-temannya.

Karya penebusan Kristus harus diwujudkan dalam hidup, baik secara komunal maupun individual. Bagian dari Ibrani 10 yang kita baca tadi mendorong umat untuk hidup bersama, berelasi dalam satu komunitas. Karena umat telah diampuni, umat dituntun untuk hidup dalam satu persekutuan kristiani. Mengapa berelasi bersama pengikut Kristus yang lain menjadi sangat penting? Sebab, di dalamnya kita akan dapat saling mengasihi dan menyatakan perbuatan baik kepada sesama kita. Dalam komunitas itulah, kita akan saling meneguhkan dan menguatkan satu sama lain sehingga kita tetap tangguh menghadapi pergumulan hidup. Sebaliknya, ketika umat dengan sengaja menjauhkan diri dari satu komunitas, keindahan dari sebuah relasi tidak akan dialami.

Teens, pada akhirnya, relasi adalah sebuah kebutuhan hidup. Percuma kita punya setumpuk wawasan dan kecerdasan seperti Tonny, tetapi tidak berdampak bagi orang lain. Mari lakukan apa yang dikatakan penulis Surat Ibrani: Luangkan waktu untuk hidup bersama dalam satu komunitas. Di sanalah kita akan belajar untuk tidak egois, hidup berbagi, dan saling menguatkan.