Fili pi 2:5-11

… yang walaupun dalam rupa Allah, tidak menganggap kesetaraan dengan Allah itu sebagai milik yang harus dipertahankan ….

(Filipi 2:6)

Semuanya bertahan. Tidak ada seorang pun yang bergerak untuk melangkahkan kaki keluar meskipun bunyi peringatan di sebuah lift sudah menunjukkan overload, melebihi kapasitas. Semua orang yang ada dalam lift hanya saling memandang tanpa melakukan pergerakan sedikit pun. Mungkin yang ada di benak mereka adalah mereka punya hak yang sama untuk menggunakan fasilitas tersebut. Namun untungnya, salah seorang dari mereka akhirnya bergerak dan melangkahkan kaki keluar. Ia berbesar hati untuk mengalah sehingga lift itu dapat bergerak.

Teks Alkitab hari ini mengingatkan kita kepada Kristus yang bersedia untuk melepaskan diri dari kesetaraan dengan Allah. Kristus yang seharusnya punya hak untuk mempertahankan status sejajar dengan Allah, malah bersedia untuk menjadi sama dengan manusia, bahkan dalam rupa seorang hamba. Tindakan Kristus itu adalah bukti bahwa misi-Nya untuk keselamatan dunia lebih penting, lebih diutamakan, dan bahkan menjadi prioritas dibanding mempertahankan kesetaraan dengan Allah. Tindakan itulah yang disebut dengan “pengosongan diri”. Kita pun dapat melihat apa dampak dari tindakan Kristus ini. Ayat 9 mengatakan bahwa, “Allah sangat meninggikan Dia dan mengaruniakan kepada-Nya nama di atas segala nama.”

Teens, tindakan mengalah keluar dari lift dalam cerita di awal dan tindakan pengosongan diri Kristus menginspirasi kita bersama, ya! Kita diminta untuk mengurangi ego, bukan hanya dalam hal-hal besar, lo, melainkan juga dalam hal-hal sederhana dan kecil. Ketika kita berada di pusat perbelanjaan, di rumah, di gereja, dan di mana pun, mengelola ego ternyata menjadi hal yang penting. Semua hak yang ada dalam hidup kita belum tentu harus dipertahankan, bahkan kadang kala harus dilepaskan, untuk sebuah tujuan yang lebih mulia.