Pengkhotbah 4:9-10

Berdua lebih baik dari pada seorang diri, karena mereka menerima upah yang baik dalam jerih payah mereka.
(Pengkhotbah 4:9)

“I am (not) Alone” adalah tema camp remaja di gereja tempat saya melayani. Tema ini dilatarbelakangi oleh kecenderungan budaya modern saat ini yang mendorong seseorang makin individual dan berfokus hanya pada diri sendiri. Akibatnya, seseorang menjadi tidak peduli pada orang lain. Ini jelas memprihatinkan. Sebab, secara kodrat, di samping makhluk pribadi, kita pun adalah makhluk sosial. Artinya, kita tidak mampu hidup sendiri dan tetap membutuhkan orang lain.

Pengkhotbah 4 memulai dengan ayat yang menuliskan tentang adanya kesiasiaan di bawah matahari. Tema kesia-siaan memang banyak dituliskan pada kitab ini. Terkesan pesimis, tetapi sesungguhnya penulis kitab ini hendak menunjukkan jalan mana yang harus kita pilih agar kita dapat memilih yang benar. Ini yang digambarkan melalui teks Alkitab hari ini. Ada dua jenis kehidupan. Pertama, kehidupan yang individual (sendirian, tanpa orang lain, dan hanya terarah pada diri sendiri) seperti yang dituliskan pada ayat 8. Kedua, kehidupan dengan yang lain (hidup bersama orang lain, bersedia berbagi dengan sesama) seperti yang dituliskan pada ayat 9-12. Betul ada “jerih payah” untuk hidup bersama dengan yang lain. Namun, ada pula upah, yaitu kebaikan yang dapat dinikmati dalam kebersamaan dengan yang lain. Ia akan hidup saling membantu, saling berbagi, dan saling menguatkan.

Teens , perenungan ini menjadi pesan berharga. Sehebat apa pun dirimu, kamu tidak dapat hidup sendiri dan hanya untuk diri sendiri. Kamu tetap membutuhkan orang lain, baik itu anggota keluarga, teman-teman di sekolah dan gereja, maupun lingkungan di mana kamu berada. Belajarlah untuk mengedepankan relasi kasih dalam hidup bersama dengan yang lain. Hal ini sangat penting, apalagi di tengah situasi pandemi Covid-19. Hidup bersama akan membuatmu menjadi pribadi yang peduli. Kehadiranmu pun menjadi bermakna.