Matius 10:24-39

“Cukuplah bagi seorang murid jika ia menjadi sama seperti gurunya dan bagi seorang hamba jika ia menjadi sama seperti tuannya.”
(Mat. 10:25)

Dalam paradigma pendidikan yang membebaskan, pendidikan bertujuan menyadarkan seseorang akan potensi yang ada dalam dirinya dan memaksimalkannya untuk membangun kehidupan di sekitarnya. Jadi, orang-orang yang berhasil dididik adalah mereka yang mencapai kualitas terbaik dari diri mereka. Hal itu tidak perlu dibandingkan, termasuk dengan gurunya. Lantas, mengapa dalam teks Alkitab hari ini perkataan Yesus seperti hendak membatasi murid-murid-Nya? Apa maksud Yesus ketika menyampaikan hal ini?

Dari ayat-ayat sebelumnya kita dapat melihat kalau Yesus sedang memperingatkan para murid tentang bahaya yang mereka hadapi saat mewartakan Injil. Namun, Yesus tidak hanya memperingatkan tentang bahaya. Ia juga menjamin bahwa mereka disertai dan dituntun. Ia berpesan agar mereka tidak takut karena mereka tidak akan dituntut melakukan lebih dari yang sanggup mereka berikan. Yesus memang akan menyerahkan nyawa-Nya demi keselamatan dunia, tetapi para murid tidak perlu menyerah pada penganiayaan. Mereka boleh pindah ke kota lain ketika dianiaya (Mat. 10:23). Dalam konteks itulah Yesus mengatakan bahwa seorang murid tidak lebih dari gurunya. Meski Yesus tahu para murid akan menderita, Ia tetap ingin menjaga mereka saat mereka berkarya.

Youth, nasihat Yesus bagi para murid menyadarkan kita bahwa Yesus ingin kita melakukan sesuatu yang bermakna dalam hidup kita. Ia ingin kita berupaya sekuat tenaga untuk mewartakan Injil Kerajaan Allah. Namun, Ia juga akan menyertai dan melindungi kita saat kita melakukannya.

1. Menurut Yesus, sikap apa saja yang harus dimiliki murid-Nya dalam mewartakan Injil?
2. Bagaimana Allah melindungi kita ketika kita sedang mewartakan kabar baik melalui tindakan kita?

Pokok Doa: Perlindungan bagi mereka yang memperjuangkan kebaikan bagi banyak orang.