Yeremia 26:1-12

“Mungkin mereka mau mendengarkan dan masingmasing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat, sehingga Aku menyesal ….”
(Yer. 26:3)

Seorang ayah yang telah tiga tahun tidak  menemui anak sulungnya di penjara mengirimanak bungsunya untuk menengok kakaknya. Ia menitipkan pesan kepada anak bungsunya bahwa ia masih akan menerima kakaknya itu, asalkan kakaknya berjanji untuk mempertanggungjawabkan perbuatannya dan tidak mengulanginya lagi. Sepeninggal ibunya, si anak sulung memang menjadi anak yang bermasalah. Ia membawa kabur uang perusahaan yang dibangun ayahnya bersama rekannya. Sang ayah sendirilah yang melaporkan si anak sulung ke polisi karena menolak bertanggung jawab atas uang yang diambilnya.

Sikap sang ayah dalam kisah ini mengingatkan kita pada sikap Allah terhadap bangsa Yehuda seperti yang tertulis dalam teks Alkitab yang kita baca hari ini. Karena kejahatan umat-Nya, Allah memang menyampaikan pesan penghukuman melalui Nabi Yeremia. Namun, sesungguhnya Allah tidak menginginkan hal itu. Ia masih berharap agar mereka mendengarkan-Nya dan masing-masing mau berbalik dari tingkah langkahnya yang jahat. Allah lebih berharap agar Ia dapat menyesali dan membatalkan rencana penghukuman-Nya terhadap mereka sebab sesungguhnya Ia mengasihi mereka.

Youth, sesungguhnya Allah begitu mengasihi umat-Nya dan ingin agar kita hidup dalam damai sejahtera serta saling mengasihi. Ketika kita melakukan sesuatu yang jahat atau buruk sehingga harus menerima konsekuensi perbuatan kita, hal itu sungguh mendukakan hati-Nya. Karena itu, apabila kita melakukan kesalahan, ingatlah selalu untuk berbalik pada rangkulan kasih-Nya sebab Allah masih berharap kita mau kembali dan mendengarkan-Nya.

1. Menurut teks Alkitab hari ini, apa yang diharapkan Allah dari umat-Nya?
2. Apa yang membuat kita enggan berbalik dan mendengarkan Allah saat bersalah?

Pokok Doa: Kesediaan untuk berbalik dan mendengarkan Allah saat bersalah.