Kolose 3:5-17

Dan di atas semuanya itu: kenakanlah kasih, sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan.
(Kolose 3:14)

Ada orang Batak, ada orang Jawa, ada orang Ambon, ada juga orang Padang, ada orang Menado, ada orang Madura, ada orang Papua, nggak disebut jangan marah. Inilah kutipan lirik lagu yang dinyanyikan oleh Project Pop berjudul “Dangdut is the Music of My Country”. Lagu ini menggambarkan keberagaman yang ada di negara tempat kita berada ini. Lagu ini juga menyebutkan bahwa musik dangdut adalah sarana yang dapat mempersatukan di tengah keberagaman tadi.

Surat Paulus kepada jemaat Kolose ditulis dalam kesadaran bahwa ada keberagaman dalam jemaat itu. Di tengah keberagaman tersebut, Paulus mengingatkan bahwa kini sudah tidak ada lagi orang Yunani atau orang Yahudi, orang bersunat atau orang tidak bersunat, orang Barbar atau orang Skit, budak atau orang merdeka, tetapi Kristus adalah semua dan di dalam segala sesuatu (Kol. 3:11). Agar tidak terjadi perpecahan, jemaat di Kolose dinasihati untuk mengenakan “belas kasihan, kemurahan, kerendahan hati, kelemahlembutan, dan kesabaran”. Tidak berhenti sampai di situ, di atas semuanya itu kasihlah yang menjadi pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan (Kol. 3:14).

Teens , kita hidup dalam keberagaman suku, agama, usia, tingkat pendidikan, status sosial, dan berbagai keragaman lainnya di tengah komunitas sekolah, gereja, masyarakat, dan di mana pun kita berada. Maknailah keberagaman sebagai kekayaan yang saling melengkapi satu sama lain. Teruslah mengedepankan kasih yang di dalamnya ada toleransi. Bersedialah untuk saling menghargai dan menghormati. Jangan mengutamakan kepentingan diri sendiri di atas kepentingan orang banyak. Utamakanlah kasih sebagai pengikat yang mempersatukan dan menyempurnakan. Ketika hal itu dilakukan, yakinlah bahwa damai sejahtera akan terwujud di dalamnya.