Matius 9:27-34

Tetapi orang Farisi berkata: “Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan.”
(Mat. 9:34)

Hidup Ria menyenangkan saat ia, suami, dan anak balitanya pindah dari apartemen ke sebuah klaster perumahan yang lebih luas dan tenang. Namun, ia berubah ketika Amanda, seorang ibu tunggal yang juga menjalankan bisnis dari rumah yang cukup sukses, pindah ke sebelah rumahnya. Ria merasa Amanda lebih baik daripada dirinya. Ia iri. Ia menjadi sering membandingkan dirinya dengan Amanda. Dalam sebuah acara kebersamaan, ada tetangga yang memuji masakan Amanda, “Hebat, ya, meskipun jadi ibu tunggal tetap bisa sukses, masih sempat masak makanan enak pula.” Ria begitu kesal dan menjawab, “Kalau dia perempuan hebat, seharusnya dia tidak jadi ibu tunggal di usia semuda itu.”

Setelah tersiar kabar bahwa Yesus menyembuhkan dua orang buta, orang bisu yang kerasukan pun dibawa kepada-Nya untuk disembuhkan. Hal ini tentu membawa kelepasan bagi yang disembuhkan serta pengharapan bagi orang banyak. Namun ternyata, sebaik apa pun Yesus berusaha, tetap ada pihak-pihak yang tidak menyukainya. Orang Farisi yang mengetahui hal itu bukannya memuliakan Allah, melainkan justru memfitnah Yesus melakukannya dengan kuasa penghulu setan.

Youth, mungkin terkadang kita pun tidak dapat menghindar dari perasaan negatif terhadap orang lain. Namun, sebagai anak-anak Allah, kita perlu mendukung semua pekerjaan baik yang dilakukan oleh siapa pun, termasuk mereka yang tidak terlalu kita sukai. Dengan demikian, kita telah memilih untuk memihak pada kebaikan.

1. Mengapa orang Farisi begitu negatif merespons tindakan Yesus?
2. Bagaimana kita dapat menghindari negativitas dan memihak pada kebaikan?

Pokok Doa: Bimbingan Tuhan untuk selalu berpikir positif dan memihak
pada kebaikan.