Markus 2:1–12

… lalu mereka membuka atap yang di atas-Nya; sesudah terbuka mereka menurunkan tilam, tempat orang lumpuh itu terbaring.
(Markus 2:4)

Pandemi Covid-19 memang punya dampak yang luar biasa. Salah satunya adalah kesulitan untuk berjumpa dengan teman dan belajar di sekolah secara tatap muka. Namun di balik itu semua, muncul pula kreativitas. Tidak sedikit di antara kamu yang makin mahir menggunakan media sosial dengan bijak, kan. Tidak sedikit pula di antara kamu yang kemudian mampu menggunakan gadget untuk sarana belajar. Banyak hal baru yang kamu pelajari dan kembangkan di masa pandemi Covid-19. Kesulitan ternyata dapat mendatangkan kreativitas.

Di Kapernaum begitu banyak orang yang rindu melihat dan mendengarkan pengajaran Tuhan Yesus. Yang rindu bukan hanya orang sehat, melainkan juga orang sakit, bahkan lumpuh. Ada seorang lumpuh yang berjuang untuk sembuh. Namun, ia menghadapi masalah: Rumah tempat Yesus sedang mengajar tersebut sudah penuh orang. Di tengah situasi demikian lahirlah sebuah kreativitas. Empat orang yang menggotong si lumpuh menemukan “cara terbaik yang tidak biasa” untuk dapat menolong si lumpuh mencapai tujuan. Mereka menempuh jalur atap. Mereka membuka atap. Mereka menurunkan si lumpuh beserta tilam tempatnya terbaring. Si lumpuh pun berjumpa dengan Yesus dan akhirnya si lumpuh sembuh.

Teens, dalam kehidupan sehari-hari kita acapkali menjumpai kesulitan. Misalnya, kesulitan untuk memahami pelajaran sekolah. Kita sudah belajar dan berlatih sebaik-baiknya, tetapi hasilnya tidak maksimal. Melalui firman Tuhan hari ini, kamu diingatkan untuk tidak menyerah dengan keadaan. Sebaliknya, kamu diajak untuk menemukan cara-cara kreatif agar kesulitan yang dihadapi justru makin mengasah kreativitasmu.