Ibrani 13:1-16

Dan ingatlah akan orang-orang yang diperlakukan sewenangwenang, karena kamu sendiri juga masih hidup di dunia ini.
(Ibr. 13:3)

Dalam film serial yang diangkat dari kisah nyata berjudul For Life, seorang pria kulit hitam bernama Aaron Wallace dijatuhi hukuman penjara seumur hidup setelah dijebak oleh temannya dengan tuduhan mengedarkan narkoba. Berulang kali ia ditawari peluang bebas dengan tebusan yang dinegosiasikan asalkan ia bersedia mengaku. Namun, ia menolak sebab ia tidak bersalah. Selama di penjara, ia belajar menjadi pengacara dan membela kasus teman-temannya yang juga ditangkap dengan tuduhan yang tidak adil. Bahkan, beberapa orang sahabatnya keluar dari penjara lebih dahulu darinya. Setelah keluar dari penjara, Wallace masih mendedikasikan hidupnya untuk membela orang-orang yang diperlakukan sewenangwenang, khususnya warga kulit hitam. Di tengah maraknya diskriminasi dan ketidakadilan yang mereka alami, Wallace merasa mereka perlu saling menjaga dan memperhatikan.

Dalam teks Alkitab hari ini, penulis Surat Ibrani mengingatkan betapa perlunya memelihara kasih persaudaraan, khususnya dengan mereka yang diperlakukan sewenang-wenang dan tidak berdaya. Apalagi, pada masa itu jemaat senantiasa diperhadapkan pada ancaman penganiayaan dan penghukuman. Untuk dapat bertahan, mereka perlu saling menjaga dan memperhatikan.

Youth, pesan firman Tuhan ini juga masih berlaku hingga hari ini. Kita perlu menjaga dan memperhatikan sesama kita yang lemah dan diperlakukan sewenang-wenang untuk mempertahankan kehidupan bersama. Kasih persaudaraan perlu terus kita pelihara dalam hidup kita sebab dengan demikianlah, kasih Allah dapat terwujud nyata.

1. Apa saja yang dinasihatkan untuk memelihara kasih persaudaraan?
2. Bagaimana kita mewujudkan kasih persaudaraan saat ini?

Pokok Doa: Gerakan Roh Kudus untuk mewujudkan kasih persaudaraan.