Daniel 1:1-21

Daniel berketetapan untuk tidak menajiskan dirinya dengan santapan raja dan dengan anggur yang biasa diminum raja ….
(Daniel 1:8)

Seekor monyet sedang bersantai di sebuah pucuk pohon kelapa. Karena santainya, ia tidak menyadari ada tiga angin besar yang mengancamnya: angin topan, puting beliung, dan tornado. Ketiga angin itu rupanya sedang berdiskusi tentang siapa di antara mereka yang bisa menjatuhkan si monyet dengan cepat. Angin topan mengatakan ia hanya perlu waktu 45 detik. Angin puting beliung perlu 30 detik. Bagaimana dengan angin tornado? Dengan sombongnya ia berkata ia perlu 15 detik. Akhirnya, satu per satu angin itu bertiup. Ketika angin topan, angin puting beliung, dan angin tornado bertiup makin kencang, si monyet tidak jatuh-jatuh. Ia tetap bertahan. Ketiga angin itu bertanya tentang apa yang membuat si monyet bisa tangguh menghadapi mereka. Si monyet menjawab, “Karena saya punya pegangan yang kokoh. Jika pegangan saya tidak kokoh, saya pasti sudah jatuh sejak angin pertama.”

Punya pegangan yang kokoh dan prinsip yang teguh inilah yang dimiliki oleh Daniel. Dalam teks Alkitab hari ini, kita melihat bagaimana sosok Daniel diperhadapkan pada sebuah situasi sulit ketika diminta menyantap makanan sang raja. Namun, Daniel tetap bertahan dalam iman kepada Tuhan. Ia tetap teguh pada pendiriannya untuk tidak mengkhianati Tuhan yang menjadi pegangan hidupnya. Ia menjadi contoh sosok yang memiliki ketangguhan iman yang utuh dan terintegrasi dalam menjaga kekudusan hidupnya.

Bagaimana dengan kamu, Teens ? Apakah kamu pernah berhadapan dengan situasi seperti yang dialami oleh Daniel, yaitu berkata tidak pada hal yang tidak sesuai dengan apa yang Tuhan kehendaki meskipun penuh dengan konsekuensi? Melalui firman Tuhan hari ini, mari belajar menjadi pribadi yang tangguh, berintegritas, dan terus berpegang kepada Tuhan. Yakinlah bahwa kamu dibentuk melalui pengalaman tersebut.