21
Jun

MENINGGAL DENGAN BAHAGIA

“Berbahagialah orang-orang mati yang mati dalam Tuhan, sejak
sekarang ini.” … “supaya mereka boleh beristirahat ….”
(Why. 14:13)

 

 

 

Pada etnis tertentu ada penghayatan bahwa jika seseorang meninggal di usia yang panjang dan semua anaknya sudah menikah dan ia juga mempunyai cucu, maka kematiannya itu adalah kematian yang pantas dirayakan. Warna yang dipakai bukan warna gelap, melainkan warna merah dan warna cerah lainnya. Mereka akan memotong kerbau dan upacara didominasi rasa syukur, sebab diyakini bahwa orang yang meninggal itu sukses hidupnya dan bahagia matinya.

 

Alkitab juga mencatat bahwa seseorang bisa mati dengan bahagia, bukan hanya dengan tenang, yaitu jika selama hidup hingga kematian mendatanginya, ia percaya kepada Tuhan. Jika selama ia hidup, meskipun penuh derita, ia tetap memilih setia dan patuh kepada Tuhan. Orang yang seperti demikian adalah orang yang disebut berbahagia di kematiannya. Yang kedua, mengapa kematian disebut mendatangkan bahagia? Karena dalam kematian, orang boleh beristirahat dari segala jerih lelahnya. Ia berbahagia karena segala perbuatan baik sepanjang hidupnya mengikuti dia, tidak menguap sia-sia. Jadi, kita semua bisa mati berbahagia, meskipun tidak menikah, tidak punya anak dan cucu, asalkan kita percaya dan setia kepada Tuhan.

 

 

DOA:
Kami bersyukur sebab dalam kematian pun kami bisa merasakan
bahagia karena iman kami kepada Engkau di dalam Kristus. Kami
bersyukur bahwa perbuatan kasih kami mengikuti kami kelak. Amin.

Multiple Ajax Calendar

June 2023
S M T W T F S
« May   Jul »
 123
45678910
11121314151617
18192021222324
252627282930  

Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:

Rp. 70.000,-/tahun

Rp. 8.000,-/eksemplar


Pembayaran melalui:

Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua

A/C No. 165 0000 558743

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama

Marketing


BCA Bidakara

A/C No. 450 558 9999

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama


Persembahan Kasih melalui:

BCA Bidakara

A/C No. 450 305 2990

a.n. Yayasan Komunikasi Bersama