Lukas 17:11-19

Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring ….
(Lukas 17:15)

Terima kasih: kata yang sederhana, tetapi punya dampak yang luar biasa. Sayangnya, kita sering lupa mengucapkan kata tersebut kepada orang yang telah menolong atau mendukung kita. Mari kita mengambil waktu sejenak. Hitunglah berapa banyak kamu menerima kebaikan orang lain selama seminggu ini? Misalnya, guru yang sudah mengajarmu, orangtua yang membangunkanmu dari tidur untuk berangkat ke sekolah, dan teman-teman yang mendukungmu untuk tetap semangat. Sudahkah kamu mengucap terima kasih kepada mereka?

Teks Alkitab hari ini mengisahkan tentang sepuluh orang kusta yang dipulihkan oleh Yesus. Dari sepuluh orang kusta yang Yesus sembuhkan, hanya satu orang yang kembali untuk berterima kasih. Secara jelas Lukas menyebut orang yang tahu berterima kasih itu adalah orang Samaria. Pada waktu itu orang Samaria dipandang sebagai kalangan rendah, bukan umat pilihan Allah, oleh masyarakat Yahudi. Namun, justru di sinilah istimewanya. Di tengah keberadaan yang dipandang sebelah mata, seorang Samarialah yang kembali untuk menyatakan rasa terima kasihnya kepada Yesus. Injil Lukas seolah-olah hendak mengatakan bahwa justru orang yang dianggap rendah itulah yang tahu berterima kasih. Sesungguhnya, berterima kasih memang harus menjadi bagian dari kehidupan iman kita.

Teens, belajarlah untuk tidak lupa berkata “terima kasih”. Kamu bisa memulainya kepada orang-orang terdekat: orangtua, saudara, guru, teman, guru Sekolah Minggu, pendeta, serta orang lain yang telah mendukung dan menolongmu. Yang tidak kalah pentingnya adalah kamu patut mengucap syukur dan berterima kasih kepada Tuhan Yesus dalam segala hal. Ia telah mengaruniakan keselamatan kepadamu. Kita belajar dari seorang kusta yang kembali kepada Tuhan Yesus untuk berterima kasih atas pemulihan yang dianugerahkan kepadanya. Selamat mengucapkan terima kasih kepada Tuhan dan sesama!