1 Timotius 4:1-16

Jangan seorang pun menganggap engkau rendah karena engkau muda. Jadilah teladan bagi orang-orang percaya, dalam perkataanmu, dalam tingkah lakumu, dalam kasihmu, dalam kesetiaanmu dan dalam kesucianmu.
(1 Timotius 4:12)

Namanya Matt. Usianya 16 tahun. Saat ini ia adalah anggota pengurus Komisi Remaja di sebuah gereja. Ada yang istimewa dari sosoknya. Matt menjadi pengurus komisi di gereja itu karena keinginannya sendiri. Ketika ditanya oleh pendeta di gereja tentang alasannya mau melayani, ia menjawab bahwa kerinduannya melayani lahir karena ia merasakan kasih Tuhan yang sungguh besar baginya dan keluarganya. Ia rindu ketika di tengah usia mudanya, ia dapat mempersembahkan talentanya untuk kemuliaan Tuhan. Inilah yang mendorongnya untuk menghubungi salah seorang anggota pengurus dan menyampaikan apa yang menjadi kerinduan dan doanya. Sungguh teladan yang luar biasa!

Usia muda bukan penghalang. Inilah yang digambarkan melalui sosok Timotius. Ketika Timotius dipanggil dalam pelayanannya, ia masih sangat muda. Bahkan, kemungkinan besar usianya jauh lebih muda daripada sebagian besar warga jemaat yang dilayaninya. Tentu ini menjadi tantangan dan pergumulan tersendiri bagi Timotius. Namun, dalam teks Alkitab hari ini, kita menemukan bahwa sang ayah rohani, yaitu Paulus, mendorong Timotius menunjukkan kedewasaan rohani melalui perkataan, tingkah laku, kasih kepada jemaat, kesetiaan iman, dan kesuciannya (ay. 12). Timotius diingatkan untuk terus menjadi teladan di tengah kemudaannya.

Teens , tidak sedikit orang yang memandang usia muda hanyalah usia yang penuh dengan gejolak, apalagi di tengah konteks perkembangan generasi muda saat ini. Namun, teks Alkitab hari ini meneguhkan bahwa tidak soal berapa usiamu, kamu tetap dapat memberi dampak bagi sesama melalui teladan yang senantiasa berfokus kepada Kristus. Kristuslah yang memanggilmu untuk terus mengabarkan Injil serta melayani Tuhan dan sesama melalui tutur kata, sikap, dan perbuatan.