Kisah Para Rasul 7:35-43

“… seperti yang tertulis dalam kitab nabi-nabi: Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan persembahan selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel?”
(Kis. 7:42)

Sudah tiga bulan lamanya sejak Diana mengakhiri hubungan dengan mantan kekasihnya. Namun, hatinya belum kunjung lega. Meski ia yang memutuskan hubungan itu, ia masih sering menyalahkan mantan kekasihnya. Menurutnya, mantan kekasihnya tidak serius dan kurang memperhatikannya. Diana sering marah-marah ketika pesannya tidak langsung dibalas atau ketika ia tidak dapat dijemput. Mantan kekasihnya sudah mengupayakan yang terbaik. Ia sering memohon pemakluman Diana karena ia sedang kuliah sambil bekerja. Ia selalu mengabari apabila tidak bisa menjemput. Setidaknya seminggu sekali ia juga mengajak Diana pergi ke tempat yang mereka sukai. Namun, semua itu tidak cukup bagi Diana. Bahkan, Diana sering menuntut, menyulut pertengkaran, dan mengucapkan kata-kata yang membuat mantan kekasihnya terluka. Jauh di dalam hatinya, Diana sebenarnya menyadari bahwa dirinyalah yang merusak hubungan itu. Ia malu mengakui “ugly truth (kebenaran buruk)” ini.

Ketika Stefanus diadili, ia juga mengungkapkan ugly truth yang menyadarkan orang-orang Yahudi tentang kedegilan mereka. Selama ini mereka berpikir bahwa mereka selalu hidup taat. Namun sesungguhnya, mereka telah banyak mendukakan hati Allah dan merusak hubungan dengan-Nya. Mereka pun marah dan menghukum mati Stefanus. Namun, hal itu tidak membuat mereka tenang sehingga mereka terus menganiaya jemaat di Yerusalem.

Youth, mengakui ugly truth dalam diri kita bukanlah perkara mudah. Namun, mengingkarinya juga tidak akan membuat kita tenang. Pandanglah diri kita dengan berani agar semua keputusan yang kita ambil melegakan diri kita.

1. Apa saja poin penting dalam pembelaan Stefanus?
2. Apa ugly truth yang masih sulit Anda akui sampai hari ini?

Pokok Doa: Keberanian untuk melihat ugly truth dalam diri sendiri.