Matius 9:9-13; 18-26

Yesus mendengarnya dan berkata: “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit.”
(Mat. 9:12)

Randy, seorang karyawan yang loyal pada perusahaannya mengalami burn out. Ia sering sulit tidur, tidak lagi dapat menikmati hobinya, dan selalu bangun pagi dengan wajah lesu. Istrinya pun menemaninya untuk menemui psikolog. Ketika sesi konseling dimulai, psikolognya bertanya, “Apa yang bisa saya bantu?” Namun, Randy hanya menjawab, “Tidak ada. Saya baik-baik saja.” Sang psikolog pun mengizinkan Randy pergi. Hal serupa terjadi lagi pada pertemuan kedua dan ketiga hingga istri Randy frustrasi. Beberapa minggu kemudian Randy mendapat surat peringatan karena ia melakukan kelalaian fatal yang menggagalkan proyek perusahaan. Ia begitu terpukul. Pada saat itulah ia menyadari bahwa dirinya butuh bantuan. Ia pun segera menemui psikolognya. Sang psikolog tidak kesulitan menolongnya karena Randy begitu terbuka. Dalam waktu singkat, Randy kembali menikmati hidup seperti dulu.

Dalam teks Alkitab yang kita baca hari ini, kita melihat Yesus menolong dan menyembuhkan banyak orang yang bersedia membuka diri dan memercayai-Nya. Ia memulihkan Matius pemungut cukai, perempuan pendarahan, serta membangkitkan anak kepala rumah ibadah. Namun, kehadiran-Nya seakan tidak memiliki dampak apa-apa kepada orang Farisi. Mengapa? Sebab, mereka masih berpikir bahwa mereka baik-baik saja dan tidak membutuhkan Yesus.

Youth, memahami kapan kita membutuhkan bantuan tidak membuat kita terlihat lemah, tetapi bijak. Terbukalah untuk meminta bantuan setiap kali kita membutuhkannya. Yakinlah, Kristus juga dapat bekerja melalui orang lain untuk menolong kita.

1. Siapakah yang dimaksud dengan orang sehat dan orang sakit oleh Yesus?
2. Apa saja yang sering menghalangi kita untuk menerima bantuan yang kita butuhkan?

Pokok Doa: Kebijaksanaan untuk menyadari kapan kita membutuhkan bantuan
serta keberanian untuk melakukannya