Tetapi hendaklah kamu ramah seorang terhadap yang lain, penuh kasih mesra dan saling mengampuni, sebagaimana Allah di dalam Kristus telah mengampuni kamu.

(Ef. 4:32)

Ada sebuah supermarket di Denmark yang pintunya hanya bisa terbuka dengan pelanggan yang memperlihatkan wajah tersenyum. Di depan pintu itu terdapat layar televisi besar yang menampilkan gambar wajah dengan ekspresi datar. Gambar wajah itu akan berubah sesuai dengan ekspresi orang yang datang berkunjung. Jika pengunjung tidak memberikan respons, maka gambar itu akan berubah menjadi ekspresi sedih.

Sahabat Lansia, semua orang tentu suka dengan sikap ramah. Sukacita yang dipancarkan dari keramahan membuat orang-orang di sekitar kita akan merasa nyaman. Dalam sebuah persekutuan, ketika setiap orang berlaku ramah dengan sesamanya, bisa dibayangkan betapa hangat suasana yang tercipta. Sangat menyenangkan, bukan? Ada kerinduan ingin terus bertemu dalam persekutuan tersebut. Itulah sebabnya, Rasul Paulus meminta agar setiap orang di dalam persekutuan kristiani mampu menyatakan sikap ramah satu terhadap yang lain. Setiap orang harus bersedia belajar dan dibentuk Tuhan menjadi pribadi yang penuh kasih dan mesra. Kita perlu menambah nilai keharmonisan pada persekutuan kita. Usia boleh terus bertambah, tetapi keramahan dan kasih mesra tidak boleh hilang.

DOA:

Tuhan, kiranya kami dapat berlaku ramah dan penuh kasih mesra satu terhadap yang lain. Amin.