Efesus 6:21-24

Damai sejahtera dan kasih dengan iman dari Allah, Bapa dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai sekalian saudara.

(Efesus 6:23)

Akhirnya, kita membaca bagian akhir dari tulisan Paulus kepada jemaat di Efesus. Sedih enggak sih? Paulus sama sekali tidak menunjukkan kesedihan. Justru ia terbuka jika ada orang dari Efesus yang ingin mengetahui kabar terbaru tentang dirinya. Seorang bernama Tikhikus ditunjuk untuk menjadi narahubung antara Paulus dan jemaat.

Perpisahan sering kali menyedihkan karena seakan-akan itu adalah pertemuan terakhir dengan seseorang. Walaupun memang demikian adanya bagi Paulus dan jemaat Efesus, Paulus tidak menunjukkan kesedihannya. Sebaliknya, Paulus meneguhkan dan menguatkan jemaat Efesus serta memberi berkat kepada mereka. Paulus meyakini bahwa kalau memang ini adalah perjumpaan yang terakhir, ia akan tetap mengakhirinya dengan penuh keyakinan bahwa Tuhanlah yang akan terus menjaga dan melindungi jemaat hingga akhir zaman.

Teens, inilah iman Paulus yang sedemikian besar. Ia sudah lama meninggalkan dunia ini, tetapi karyanya tetap tinggal. Bahkan, tulisan ini masih menjadi kesaksian iman bagi kita sekarang, yang terpaut ribuan tahun dengan jemaat Efesus. Inilah kekuatan iman yang melampaui zaman. Iman kita juga seharusnya bisa seperti ini. Iman yang tak lekang oleh waktu dan tetap memberi kekuatan bagi banyak orang. Demikian jugalah hendaknya dengan kehidupan kita. Walaupun perjalanan hidup kita masih panjang, kiranya sejak sekarang kita meninggalkan jejak-jejak yang bisa menuntun orang lain kepada Tuhan. Alangkah baiknya jika apa yang kita lakukan bisa menjadi teladan bagi generasi berikutnya. Dengan begitu, kita punya sesuatu yang bisa dikenang sekaligus bermanfaat bagi orang lain. Itulah berkat yang luar biasa yang bisa diteruskan sepanjang zaman. Kiranya kita juga bisa meneruskan perjuangan Paulus di masa kini dan menjadi berkat bagi banyak orang. May the Lord be with you. Amin.