2 Yohanes 1:1-13

Dan inilah perintah itu, yaitu bahwa kamu harus hidup di dalam kasih, sebagaimana telah kamu dengar dari mulanya.

(2Yoh. 1:6)

 

 

Valentine lahir pada 14 Februari 270. Ia seorang uskup di Terni, Italia, yang menyayangi dan disayangi banyak orang. Khotbahnya berpokok tentang kasih sayang Tuhan Yesus kepada semua orang tanpa kecuali. Saat pemerintahan Kaisar Claudius, umat Kristen dihambat. Pastor Valentine pun dipenjara dan dianiaya. Namun, ia tetap mengingat orang-orang yang dikasihinya. Dari dalam penjara, ia membuat kartu bergambar hati dengan ucapan “aku cinta padamu”. Kartu ini dikirimkan kepada mereka, termasuk orang yang sebangunan penjara dengannya. Setelah Pastor Valentine dihukum mati, orang-orang melanjutkan kebiasaan membuat dan mengirim kartu bergambar hati.

 

Bagi orang Kristen, identitas Allah adalah cinta kasih. Karena itu, penulis Surat 2 Yohanes pun mendorong jemaat untuk saling mengasihi sebab mengasihi itu adalah perintah Allah. Ini bukanlah perintah baru. Perintah ini penting supaya dengan saling mengasihi, jemaat Tuhan dapat diikat dalam satu persekutuan yang kokoh. Sebab, dengan begitu, ajaran dari para penyesat yang mengganggu kehidupan jemaat saat itu dapat dilawan dan ditolak.

 

Allah yang adalah cinta kasih telah nyata dalam diri Yesus Kristus, Sang Anak yang telah mencintai manusia secara tuntas. Dalam mencintai manusia, Anak Allah menanggung risiko ditolak, dihina, bahkan sampai mati. Namun, Ia tidak berhenti berinisiatif untuk mengasihi. Youth, inilah cinta kasih yang Yesus Kristus teladankan. Karena itu, di dalam kehidupan ini kita pun diingatkan untuk tidak mudah patah hati dalam mengasihi sesama. Mari kita belajar dari Yesus Kristus dan kisah Pastor Valentine untuk terus mengasihi apa pun keadaannya.

 

1. Apa nasihat penulis Surat 2 Yohanes agar dapat melawan para penyesat?

2. Jika kita direndahkan orang lain, masih mampukah kita mengasihi?

 

 

Pokok Doa:

Mampu mengasihi Tuhan dan segenap ciptaan-Nya.