Yesaya 10:1-34

Tetapi dia sendiri tidak demikian maksudnya dan tidak demikian rancangan hatinya, melainkan niat hatinya ialah hendak memunahkan dan hendak melenyapkan tidak sedikit bangsa-bangsa.
(Yesaya 10:7)

Riccardo Russo, seorang pebalap motor, melakukan blunder yang fatal saat ia merayakan kemenangannya di “Italian CIV Championship”. Ia mengira bahwa balapan telah usai, maka ia dengan bangga naik di motor yang sedang berjalan dengan mengepalkan kedua tangannya ke udara, merasa sudah menjadi juara. Russo sudah merayakan kemenangannya, padahal balapan masih menyisakan satu putaran lagi. Keyakinannya yang berlebihan telah membuat dirinya tidak fokus dan melakukan kesalahan fatal yang menyebabkan kekalahannya.

Raja Asyur dipakai Tuhan untuk memberikan hukuman kepada bangsa Israel. Dalam Yesaya 10:5 dikatakan: “Celakalah Asyur, yang menjadi cambuk murka-Ku dan yang menjadi tongkat amarah-Ku!” Asyur dipakai Tuhan sebagai alat, tetapi raja Asyur begitu sombong dan hendak memusnahkan bangsa-bangsa lain, termasuk bangsa Israel. Adakah kapak yang memegahkan diri dari orang yang memakainya? Yesaya hendak mengatakan bahwa Asyur hanyalah alat Tuhan untuk menghukum Israel. Asyur bisa menang perang dari Israel karena Tuhan yang mengizinkannya, bukan karena kekuatan mereka. Selebrasi kebablasan yang mengikrarkan bahwa Asyur lebih hebat dari kuasa mana pun menjadi boomerang yang berbalik menghantam mereka. Asyur yang tadinya merasa menang dan dapat memusnahkan bangsa lain, ternyata merekalah yang akan hancur dan dimusnahkan Tuhan.

Teens, kesombongan hanyalah menghasilkan kehancuran. Kesombongan berbeda dengan kepercayaan diri. Kepercayaan diri itu yakin akan kemampuan diri sendiri, sedangkan kesombongan itu meremehkan orang lain dan tidak mau belajar. Ingatlah bahwa Tuhan tidak menyukai kesombongan. Tetaplah rendah hati dan mau terus belajar dalam kehidupan.