Mazmur 133

Sungguh, alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudarasaudara diam bersama dengan rukun!
(Mzm. 133:1)

Suatu kali terjadi keributan di sebuah restoran. Ada seorang pemuda yang geram terhadap pihak restoran karena makanan yang dipesannya tak kunjung datang. Ia menggebrak meja kasir dan meminta agar makanannya segera disajikan. Keributan itu memicu kegeraman para pelanggan lainnya yang sedang menikmati hidangan mereka. Keributan itu menyebabkan pelanggan lain justru menyerang dan menyalahkan pemuda tersebut. Bahkan ada beberapa pengunjung yang baru tiba di restoran tersebut memilih untuk pergi sebab mereka merasa tidak nyaman atas keributan yang terjadi. Karena keributan yang terjadi, nikmat dan rejeki menjadi pergi.

Berkaca pada peristiwa tersebut, benarlah apa yang diungkapkan pemazmur dalam bacaan hari ini: “Sungguh alangkah baiknya dan indahnya, apabila saudara-saudara diam bersama dengan rukun.” Bagi pemazmur, kebaikan dan keindahan dalam hidup terjadi ketika sesama manusia hidup dalam kerukunan. Bahkan, kehidupan yang rukun itu mendatangkan berkat Tuhan. Sebaliknya, ketidakrukunan mendatangkan petaka serta keburukan. Hal itu sangat disadari dan dirasakan oleh pemazmur. Kerukunan merupakan nilai hidup yang dikehendaki Tuhan.

Youth, kita tentu setuju dengan pernyataan pemazmur. Kita pasti tidak merasa nyaman jika berada dalam lingkungan yang tidak menjaga kerukunan dan tidak cinta damai. Ketidakrukunan menghambat berkat keindahan dan kebaikan yang Tuhan siapkan buat kita. Sebaliknya, dengan hidup rukun, kita akan menikmati kehidupan yang dirahmati dan diberkati Tuhan. Ayo hidup rukun!

1. Bagaimana pemazmur menggambarkan berkat kerukunan
dari Tuhan?
2. Apa yang dapat diupayakan agar tetap hidup dalam kerukunan?

Pokok Doa: Bersedia hidup rukun dengan sesama.