Aku tahu, bahwa Engkau sanggup melakukan segala sesuatu,

dan tidak ada rencana-Mu yang gagal.
(Ay. 42:2)

Opa Sahat ditinggal istrinya, Oma Hasiani secara tiba-tiba. Ia sangat terpukul. Ia merasa separuh jiwanya hilang. Hampir setiap hari ia meratapi kehilangan istrinya. Sekitar 6 bulan kemudian, Opa Sahat kena stroke. Berbulan-bulan ia hanya bisa berbaring dan dibantu kursi roda. Ia hampir putus asa. Ia adalah jemaat yang taat dan setia kepada Tuhan. Ia dikenal sebagai keluarga yang dermawan. Opa Sahat terus bergumul, katanya, “Apa salah dan dosa saya? Ampuni dan kasihani saya, Tuhan.” Opa Sahat berupaya bangkit. Ia tekun terapi, perlahan mulai bisa jalan dengan tongkat.

Sahabat Senior, mengapa Tuhan memberi pergumulan berat kepada Opa Sahat padahal ia adalah seorang yang taat dan setia kepada Tuhan? Ada banyak hal dalam hidup ini yang tidak bisa kita pahami dengan nalar kita. Ayub pernah berefleksi pada situasi sulit akibat kehilangan segala-galanya. Ia tunduk pada kedaulatan Tuhan. Ia yakin bahwa rencana Tuhan tidak pernah salah. Ia percaya, Tuhan sanggup melakukan segala sesuatu. Pengakuan Ayub ini kiranya menjadi pengakuan kita juga saat menghadapi berbagai penderitaan. Apa yang diizinkan Tuhan terjadi dipakai-Nya untuk memperkuat iman kita. Dalam penderitaan itu, Tuhan hadir menguatkan, menghibur, dan pasti menolong kita. Yakinlah!

DOA:
Tuhan, mampukan kami memahami setiap maksud baik yang sedang
Tuhan rancang dalam hidup kami. Kuatkan kami menjalani setiap
penderitaan dan tolonglah kami yang lemah ini. Amin.