
JUJUR DI HADAPAN TUHAN

Sangkaku: hilang lenyaplah kemasyhuranku dan harapanku kepada TUHAN.
(Ratapan 3:18)
Didi terlihat agak lesu dan murung. Kiki yang melihat wajah Didi yang murung itu kemudian menyapanya. “Di, bagaimana kabarmu? Kok kamu tampak murung?” tanya Kiki. “Aku kecewa karena tidak berhasil ikut lomba cerdas cermat Alkitab. Namun, aku juga tidak mau banyak orang yang tahu kesedihanku. Bukankah anak Tuhan harus selalu gembira ya, Ki?” tanya Didi kepada Kiki. “Kalau kamu sedang sedih ya tidak apa-apa, Di. Tuhan ingin agar kita menjadi orang yang jujur dengan perasaan kita,” jawab Kiki sambil tersenyum kepada Didi.
Adik-adik, mari kita membaca Kitab Ratapan 3:17-20! Nabi Yeremia mengungkapkan isi hatinya di hadapan Tuhan. Ia sempat merasa bahwa Tuhan tidak memedulikannya. Tuhan telah membiarkan kota Yerusalem hancur. Perasaan itu ia ungkapkan dengan jujur di hadapan Tuhan.
Adik-adik, tidak ada yang perlu ditutup-tutupi di hadapan Tuhan. Ungkapkanlah semua perasaan kita kepada Tuhan dengan jujur. Tuhan selalu mendengar apa pun yang kita ungkapkan dan rasakan kepada-Nya.
Doa:
Bapa di Surga, aku ingin terus belajar menjadi anak yang jujur
mengungkapkan apa pun kepada-Mu. Dalam nama Tuhan Yesus
aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama