Yohanes 12:1-8

“Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.”

(Yoh. 12:7)

Ada beragam macam cara yang diekspresikan oleh seseorang untuk menyatakan rasa sayang dan cintanya; dari cara yang sederhana sampai yang sangat memukau. Rasa sayang dan cinta yang diekspresikan bukan saja di kala orang yang dicintai masih hidup, melainkan juga ketika sudah meninggal dunia. Istana Taj Mahal, misalnya, konon dibangun sebagai simbol atau tanda cinta dari Raja Shah Jahan untuk istrinya yang telah meninggal dunia.

 

Dalam Injil Yohanes 12:1-8 diceritakan enam hari sebelum Paskah, Yesus datang ke Betania, yaitu tempat tinggal Lazarus. Di tempat itu diadakan perjamuan. Dalam suasana perjamuan, Maria mengambil setengah kati minyak narwastu murni yang mahal harganya, meminyaki kaki Yesus, lalu menyekanya dengan rambutnya. Aroma minyak semerbak di seluruh ruangan. Tindakan yang dilakukan Maria direspons negatifoleh Yudas Iskariot. Yudas justru menyarakankan agar minyak itu dijual dengan harga 300 dinar dan uang tersebut diberikan kepada orang miskin (Yoh. 12:5). Apakah Yudas sungguh-sungguh memiliki motivasi benar dalam ucapannya? Tidak! Yudas justru sering mengambil uang yang disimpan dalam kas (Yoh. 12:6). Berbeda dari Yudas Iskariot, Yesus justru menyambut positif pada apa yang dilakukan oleh Maria. Di ayat 7 dituliskan, “Biarkanlah dia melakukan hal ini mengingat hari penguburan-Ku.” Tindakan Maria sebagai tanda/simbol cinta dan ketaatan sebagai murid kepada Tuhan Yesus.

 

Youth, Kristus telah menunjukkan cinta-Nya yang besar untuk kita. Ia menyerahkan diri-Nya sendiri bagi kita. Bagaimana respons kita atas cinta-Nya?

 

1. Apa makna tindakan Maria meminyaki dan menyeka kaki Yesus dengan rambutnya?

2. Bagaimana respons kita sebagai murid atas cinta Tuhan?

 

 

Pokok Doa:

Menghayati cinta Tuhan dengan belajar taat sebagai murid.