Yesaya 53:10-12

…dan karena ia terhitung di antara pemberontakpemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak.

(Yes. 53:12)

 

 

Apa yang terlintas dalam benak kita ketika mendengar kata “memberontak”? Kata “memberontak” membawa kita pada imajinasi tindakan melawan, tidak mau menuruti aturan, dan melakukan tindakan yang kasar. Namun, makna pemberontakan tidak selalu buruk. Sebab, dalam sejarah disaksikan ada begitu banyak kepedihan orang-orang yang dijajah dan mereka tiba pada satu keputusan untuk memberontak dengan beragam cara dan ekspresi. Di sisi lain, pemberontakan juga bisa saja dilakukan oleh orang yang memang dikuasai oleh nafsu keserakahan.

 

Yesaya 53 menceritakan tentang “hamba Tuhan yang menderita”. Hamba Tuhan yang dikisahkan adalah hamba yang menanggung dosa banyak orang. Hamba tersebut rela menanggung penderitaan demi banyak orang. Namun, hamba itu justru menerima penolakan, dihina, disiksa, bahkan dituduh sebagai pemberontak (Yes. 53:12). Pertanyaannya adalah siapakah hamba yang dimaksud oleh Nabi Yesaya? Hamba tersebut kita maknai merujuk pada Yesus Kristus. Hamba yang terhitung di antara pemberontak-pemberontak itu justru tertikam karena pemberontakan kita, diremukkan karena kejahatan kita. Yesus Kristus memberi diri, berkurban menanggung dosa banyak orang demi menyelamatkan manusia
(Flp. 2:8)

 

Youth, penderitaan Yesus Kristus di kayu salib tidak sia-sia. Ia bangkit dan menang. Penderitaan-Nya bertransformasi menjadi kegembiraan yang meluap-luap. Kita mendapat belas kasihan Allah. Karena itu, kita diajak untuk mewartakan kasih Allah di dalam Yesus Kristus yang telah berkurban.

 

1. Jalan apakah yang ditempuh Yesus untuk menyelamatkan manusia?

2. Penderitaan Yesus Kristus di kayu salib berubah menjadi kegembiraan. Apa saja yang bisa kita lakukan untuk mewartakan kasih-Nya?

 

 

Pokok Doa:

Menjadi hamba yang rendah hati dan pewarta kasih.