“Sebelum aku melihat bekas paku pada tangan-Nya dan sebelum aku mencucukkan jariku ke dalam bekas paku itu dan mencucukkan tanganku ke dalam lambung-Nya ….”

(Yoh. 20:25)

Saya pernah terlibat dalam pembuatan sebuah jembatan di luar pulau Jawa. Jembatan itu terlihat sederhana, padahal pembuatannya ternyata tidak mudah. Tidak ada bantuan alat berat, sehingga kami harus melakukan semua dengan tenaga manusia. Bagian tersulitnya adalah menancapkan batang pohon di tengah sungai sebagai bagian tengah dari jembatan. Ada orang yang harus menyelam memegang bagian bawah tiang pohon. Ada yang harus duduk di pucuknya. Ada yang harus menarik ke kanan dan ke kiri agar batang pohon itu melesak masuk ke dasar sungai. Sungguh bukan hal yang mudah.

Sahabat Lansia, keraguan iman bukanlah hal yang salah atau keliru. Keraguan itu mirip dengan tarikan ke kanan dan ke kiri ketika akan melesakkan batang pohon ke dasar sungai. Justru melalui tarikan pergumulan itu iman tertanam makin kuat. Sama seperti Thomas yang sempat meragukan kebangkitan Kristus. Keraguan itu membawanya berjumpa dengan Kristus yang telah bangkit. Dari keraguan menjadi keyakinan iman yang makin kokoh. Mari kita membawa semua keraguan itu dan mencoba mencari jawabannya pada Kristus yang menerima orang-orang yang meragukan-Nya. Kristus menjadi jawaban atas segala keraguan yang ada.

DOA:

Tuhan, ajarlah kami membawa semua keraguan iman kami kepada-Mu agar kami mendapatkan kekuatan. Amin.