Amsal 12:22

Orang yang dusta bibirnya adalah kekejian bagi TUHAN, tetapi orang yang berlaku setia dikenan-Nya. 

(Amsal 12:22)

Pengkhianatan adalah salah satu hal terburuk jika terjadi dalam relasi antarmanusia. Siapa saja dapat berkhianat, entah dengan sengaja atau tidak. Namun, entah sengaja atau tidak, pengkhianatan tetaplah menyisakan luka yang dalam bagi para korban. Pengkhianatan dapat terjadi dalam skala kecil, seperti membocorkan rahasia teman atau menikung pacar sahabat sendiri. Pengkhianatan juga dapat terjadi dalam skala yang melibatkan banyak orang, seperti tindakan bendahara kelas yang korupsi saat mengelola uang kas kelas secara massal. Makin sering orang berkhianat, makin terampil mulutnya berdusta dengan kata-kata manis dan enak didengar. Padahal, tindakannya berbeda sama sekali dengan perkataannya.

Firman Tuhan hari ini menyatakan bahwa Allah membenci orang yang berdusta; sebaliknya, Allah berkenan kepada mereka yang setia. Hal sederhana ini merupakan salah satu teguran besar bagi kita. Sebagai orang percaya, kita perlu melihat dan bertanya dalam diri kita sendiri: Ada di posisi manakah kita? Orang yang bermulut dusta atau berlaku setia? Memang penghukuman Allah tidak selalu datang secara langsung. Orang yang berdusta pun masih mendapat kesempatan untuk bertobat. Namun, ini bukan menjadi alasan bagi kita untuk boleh berkhianat.

Teens, mengikut Tuhan haruslah dimulai dari keinginan kita untuk berlaku setia dalam hidup sehari-hari. Tidak cukup di bibir saja, tindakan kita juga perlu mencerminkan kesetiaan yang benar. Memang tantangan untuk berlaku setia itu sangat besar. Belum tentu orang-orang yang ada di sekitar kita mendukung usaha kita untuk berlaku setia. Belum lagi mereka yang merasa risi karena kita berusaha untuk berlaku setia karena mereka merasa seakan kita sok-sokan hidup benar. Namun, dari semuanya itu, percayalah bahwa ada jalan bagi kita yang terus berusaha setia dan hidup benar di hadapan Allah karena Allah berkenan kepada kita.