…sedang kamu tidak tahu apa yang akan terjadi besok.
Apakah arti hidupmu? Hidupmu itu sama seperti uap yang
sebentar saja kelihatan lalu lenyap.
(Yak. 4:14)

“Bu, ayo kita adakan acara kebersamaan, sudah lama nih kami para Opa dan Oma tidak bisa jalan-jalan,” kata seorang oma. Memperhatikan kerinduan yang besar dari para opa dan oma, maka mulailah kami menyusun rencana: memesan akomodasi, bus, dan menyusun acara dan terkumpullah 16 orang yang ikut berangkat. Semua begitu gembira karena akan segera pergi jalan-jalan. Tiga hari sebelum keberangkatan, ada satu peserta berbicara: “Maaf, tidak bisa pergi, lagi flu”, yang lain berkata: “Maaf, kemarin jatuh jadi tidak bisa pergi”, dan seterusnya akhirnya hanya tinggal 10 orang dan acara pun dibatalkan.

Pada dasarnya rencana dibuat oleh hampir semua orang, baik orang muda dan orang yang tua. Itulah yang terungkap di dalam Yakobus 4:13-17, seorang yang berencana untuk pergi berdagang ke sebuah kota dan mendapatkan keuntungan dari usahanya. Namun Yakobus mengingatkan bahwa manusia boleh berencana tetapi pada akhirnya tidak ada satu orang pun yang tahu apa yang akan terjadi di hari esok. Karena pada dasarnya hidup manusia itu begitu singkat dan bukan berada dalam genggaman kita. Maka adalah baik kita mengandalkan Tuhan dalam setiap rencana kita serta menggunakan hidup yang singkat ini dengan bertanggung jawab.

DOA:
Tuhan, ajarlah kami untuk selalu mengandalkan Tuhan dalam
setiap rencana dan impian kami. Berkatilah dan sertailah dalam
pelaksanaannya serta mampukanlah kami hidup dengan penuh
tanggung jawab. Amin.