“Berapa lama lagi kamu menyakitkan hatiku,
dan meremukkan aku dengan perkataan?”
(Ayub 19:2)

“Johan, gendut amat sih kamu! Jadi sempit deh jalanannya gara-gara kamu,” kata Badu sambil berjalan melewati Johan. Sejak hari itu, Johan menjadi pemurung. Ia sering menolak diajak makan ke kantin. Ia berusaha untuk tidak makan siang supaya kurus. Ia juga tidak mau bermain dengan temantemannya. Ia malu karena disebut gendut oleh Badu.

Adik-adik, Badu melakukan bullying kepada Johan. Ia meledek dan menghina Johan. Kata-katanya telah membuat Johan menjadi sedih. Mari kita baca Ayub 19:1-4! Ayub juga pernah bersedih karena perkataan teman-temannya. Ia merasa disiksa dan dihina. Kata-kata mereka telah menyakiti hatinya.

Adik-adik, mulut kita bisa membawa berkat, tetapi juga bisa melukai. Kita bisa memuji dan membuat orang bersukacita. Namun, dengan mulut kita pun bisa menghancurkan orang lain. Itu semua bergantung pada kata-kata yang keluar dari mulut kita. Berpikirlah dahulu sebelum berbicara! Pilihlah kata-kata yang baik untuk diucapkan kepada sesama.

Doa: Bapa di Surga, tolonglah aku untuk berkata-kata dengan baik.
Dalam nama Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.