Yehezkiel 1:1-28

… terbukalah langit dan aku melihat penglihatanpenglihatan tentang Allah.
(Yehezkiel 1:1)

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), kata “indra” berarti alat untuk merasa, mencium bau, mendengar, melihat, meraba, dan merasakan sesuatu secara naluri. Kata sifatnya adalah indrawi, yakni segala sesuatu yang menurut indra. Allah memberikan kepada sebagian orang kemampuan yang lebih tajam untuk menggunakan indranya. Misalnya, ada orang-orang yang merasakan dan mengalami kehadiran Allah ketika bernyanyi atau mendengarkan nyanyian, atau ketika melihat dekorasi ruang ibadah yang dipenuhi simbol dan warna. Ada pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan indra yang membawa kita kepada pengalaman akan kehadiran Allah.

Nabi Yehezkiel juga mempunyai pengalaman indrawi saat berjumpa dengan Allah. Yehezkiel melihat dan mendengar, bahkan merasakan hal-hal yang menunjukkan kehadiran Allah. Gambaran-gambaran yang ditampilkan dalam bacaan Yehezkiel pasal 1 mungkin tidak lazim, misalnya makhluk-makhluk serupa manusia dengan empat muka dan empat sayap, serta kaki yang berkilau (ay. 5-7), juga roda-roda yang berjalan mengiringi mereka (ay. 15-19). Ia juga melihat cakrawala dan mendengar suara dari cakrawala itu (ay. 22-25). Namun, semua yang dilihat dan didengar oleh Yehezkiel menunjukkan kemuliaan Allah yang dipercaya oleh umat Israel. Yehezkiel adalah seorang nabi yang hidup bersama umat lainnya, tetapi ia diberikan kemampuan untuk mengalami kehadiran Allah melalui indranya.

Teens, mungkin di antara kamu ada yang cenderung mengalami kehadiran Allah melalui keindahan yang ditangkap indra, bukan melalui pengajaran atau doktrin dan khotbah. Ketika telingamu mendengar musik yang indah, matamu melihat dekorasi gereja yang berwarna, kamu mengalami kehadiran Allah. Namun, tidak berarti pengalaman akan kehadiran Allah hanya ditemukan dalam keindahan yang dialami indra. Kamu juga perlu belajar bahwa Allah hadir pula dalam ketidakindahan dan berbagai pengalaman manusia.