Yohanes 9:1-11

“Bukan dia dan bukan juga orang tuanya, tetapi karena pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia.”
(Yohanes 9:3)

ada ajang Paralimpiade 2020 yang diadakan di Tokyo, Jepang, tahun 2021, nama Leani Ratri Oktila menjadi trending topic di Indonesia. Ia berhasil meraih dua medali emas dan satu medali perak dari cabang olahraga parabadminton. Leani meraih kedua emasnya bersama dua orang lain, yakni Khalimatus Sadiyah dan Hary Susanto. Leani, Sadiyah, dan Hary adalah orang-orang yang mengalami disabilitas fisik, tetapi mereka dapat meraih prestasi dalam bidang olahraga yang ditekuni. Ada banyak tokoh yang mengalami disabilitas, tetapi punya kemampuan yang mengagumkan, bahkan melebihi orang-orang yang tidak mengalami disabilitas. Karena itulah, kerap kali disabilitas juga disebut difabilitas, dari kata diffability, yakni different ability. Mereka bukan tidak mampu (disabled), melainkan memiliki kemampuan yang berbeda (differently-abled), karunia yang berbeda.

Yesus juga menghargai orang dengan disabilitas ketika Ia berkata kepada muridmurid-Nya tentang orang yang buta sejak lahir, “… pekerjaan-pekerjaan Allah harus dinyatakan di dalam dia” (ay. 3). Ada anggapan di kalangan orang Yahudi bahwa orang yang buta atau mengalami disabilitas atau sakit adalah orang yang dikutuk karena berdosa. Anggapan ini juga dimiliki oleh para murid. Namun, Yesus menentang anggapan itu. Perkataan Yesus menunjukkan bahwa kebutaan orang ini memang merupakan kelemahan yang harus dialaminya, tetapi ia berharga dan melaluinya Allah menyatakan pekerjaanpekerjaan besar bagi banyak orang.

Teens , mungkin ada orang-orang dengan disabilitas di sekitarmu yang sering kali luput dari perhatianmu. Mungkin kamu pernah merasa kasihan karena ia memiliki kekurangan. Namun, ia juga memiliki kelebihan dan karunia lain, karunia yang berbeda dari orang-orang yang tidak mengalami disabilitas. Karena itu, marilah menghargai orang dengan disabilitas sebagai sesama manusia sebab melalui mereka pun Allah berkarya.