Matius 15:10-20

“Tetapi apa yang keluar dari mulut berasal dari hati dan itulah yang menajiskan orang.”
(Mat. 15:18)

Marthin Luther, tokoh reformasi gereja pernah mengungkapkan pemikiran fundamental dan mendalam: “Apa pun yang hati Anda pegang dan percayai, itu benar-benar Tuhan Anda, penyelamat fungsional Anda.“ Ungkapan ini mengandung arti bahwa iman dan Tuhan memiliki hubungan yang tidak terpisahkan. Apa pun yang hati kita pegang dan percayai, itu benar-benar Tuhan atau tuhan kita. Di sini hati menjadi pusat yang menentukan.

Hal pertama yang disoroti dalam perikop ini adalah kebobrokan hati. Apa yang menyebabkan manusia berbuat dosa? Kita cenderung berpikir bahwa sumber dosa ada di luar diri kita. Karena itu, kita cenderung menyalahkan yang lain sebagai penyebab dosa. Misalnya, menyalahkan orang lain, lingkungan atau bahkan menyalahkan iblis. Namun, Yesus dengan jelas memberi tahu bahwa sumber dosa ada di dalam diri kita yaitu hati kita. Hati manusia dapat menjadi tempat paling kudus di mana Tuhan bertakhta. Namun, dapat juga menjadi tempat paling kotor karena daripadanya dapat timbul pikiran jahat, pembunuhan, perzinaan, percabulan, pencurian, sumpah palsu dan hujat (ay. 19). Jadi, daripada menyalahkan orang lain, Yesus mengajak kita untuk memusatkan perhatian pada hati kita karena di situlah letak masalah sebenarnya.

Youth, menjaga dan mengontrol hati agar tetap baik dan kudus bukanlah perkara mudah sebab kita dikelilingi oleh begitu banyak kemungkinan yang dapat menjerumuskan kita ke dalam dosa. Kita tidak dapat melakukannya sendiri. Namun, kabar baiknya Tuhan menuntun kita melalui Roh Kudus.

1. Apa yang Yesus maksudkan tentang apa yang dari hati itu menajiskan?
2. Apa tantangan terbesar Youth untuk menjaga hati tetap kudus?

Pokok Doa: Kemampuan untuk tetap menjaga hati dalam kekudusan.