ANAK YANG BIJAK
Anak yang bijak mendatangkan sukacita kepada ayahnya,
tetapi anak yang bebal adalah kedukaan bagi ibunya.
(Amsal 10:1)
“Tito, ayo sekarang kerjakan PR-mu! Jangan menunda-nunda lagi, nanti lupa seperti kemarin. Apalagi, besok kamu masih ada ulangan,” kata Mama. “Iya, Mama sayang. Sekarang aku sedang mengerjakan PR. Aku enggak mau menunda-nunda lagi. Aku tidak mau mengulangi kesalahan yang sama,” jawab Tito. “Wah, bijak kamu, Tito! Kamu belajar dari kesalahan dan tidak mengulanginya lagi,” ujar Kiki.
Adik-adik, setiap orang pasti pernah melakukan kesalahan. Namun, ada orang yang bisa belajar dari kesalahannya dan ada yang tidak. Ia tetap mengulangi kesalahan yang sama. Orang seperti ini disebut bebal. Mari kita baca Amsal 10:1! Anak yang bijak akan membuat orangtuanya bersukacita. Sebab, ia selalu mendengarkan perkataan orangtuanya. Berbeda dengan anak yang bebal. Anak yang bebal pasti membuat sedih orangtuanya. Ia tidak peduli dengan perkataan orangtuanya. Ia hanya mau mengikuti keinginannya sendiri.
Adik-adik, ayo kita belajar menjadi anak yang bijak! Menjadi anakbijak artinya apa pun yang dilakukan dapat mendatangkan sukacita.
Doa: Bapa di Surga, aku mau menjadi anak yang bijak. Dalam nama
Tuhan Yesus aku berdoa. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama