Roma 12:17-21

Tetapi, jika seterumu lapar, berilah dia makan; jika ia haus, berilah dia minum! Dengan berbuat demikian kamu menumpukkan bara api di atas kepalanya.
(Roma 12:20)

Kebanyakan orang Kristen di Indonesia sering kali bermental minoritas. Apa itu mental minoritas? Mental minoritas adalah perasaan minder dan takut karena merasa diri kecil dan sedikit. Orang yang bermental minoritas juga sering kali merasa didiskriminasi atau diperlakukan tidak adil oleh masyarakat dan pemerintah. Selain itu, orang bermental minoritas sering kali hanya mau cari aman sehingga merasa minder terhadap masyarakat yang berbeda darinya. Mungkin memang diskriminasi dan ketidakadilan ini dialami oleh sebagian orang Kristen, tetapi tidak berarti kita menjadi minder dalam bersosialisasi dan bermental minoritas.

Orang Kristen di Roma pada masa Rasul Paulus juga merupakan kelompok yang kecil dan berjumlah sedikit. Mereka sering mengalami tekanan, ketidakadilan, bahkan penindasan. Dalam keadaan ini, Rasul Paulus memberi motivasi kepada umat untuk tidak merasa minder atau selalu merasa tertindas dan tertekan, apalagi membalas perlakuan yang mereka alami dengan kejahatan. Paulus menasihati umat justru untuk tidak membalas kejahatan dengan kejahatan, tetapi melakukan yang baik bagi semua orang (ay. 17), serta hidup berdamai dengan semua orang (ay. 18). Bahkan, jika orang yang berbuat jahat itu lapar dan haus, orang percaya harus tetap memberi mereka makan dan minum (ay. 20). Siapa pun yang membutuhkan pertolongan harus ditolong.

Teens, jumlah orang Kristen memang tidak banyak di Indonesia ini. Populasi orang Kristen di Indonesia sedikit. Namun, bukan berarti hal itu membuat kita bermental minoritas, yang minder dan mencari aman. Ingat, tidak ada mayoritas dan minoritas – semua adalah warga negara. Karena itu, tetaplah mengambil peran dalam masyarakat dengan berlaku baik dan menolong semua orang. Berdamailah dengan semua orang meskipun diperlakukan tidak adil.