Efesus 5:1-6

… dan hiduplah di dalam kasih, sebagaimana Kristus Yesus juga telah mengasihi kamu dan telah menyerahkan diri-Nya untuk kita sebagai persembahan dan korban yang harum bagi Allah.
(Ef. 5:2)

 

 

 

Teresa dari Kalkuta pernah berkata, “Kita dipanggil bukan untuk melakukan perbuatanperbuatan besar. Kita dipanggil untuk melakukan perbuatan-perbuatan kecil dengan cinta yang besar.” Kata-kata ini memiliki makna mendalam. Ia mengajak kita untuk tidak hanya mengejar perbuatanperbuatan besar yang spektakuler, tetapi memperhatikan dan melakukan hal-hal kecil dengan cinta yang besar. Sebab cinta yang besar dapat membuat hal-hal yang kecil menjadi istimewa.

 

Penulis surat Efesus mengajak umat untuk hidup dalam kasih Allah karena kasih manusia terbatas, bersyarat dan penuh tuntutan. Karena itu, jemaat Efesus dan semua orang percaya diajak untuk hidup dalam kasih, sebagaimana Kristus mengasihi kita. Kasih Kristus adalah dasar bagi kasih kita sebagai jemaat-Nya. Dalam kasih Kristus yang tidak terbatas dan tanpa syarat itu, keterbatasan kasih kita sebagai manusia ditopang dan diteguhkan bahkan dimurnikan dari waktu ke waktu. Kasih semacam inilah yang mampu mentransformasi kehidupan sebab ia tulus dan apa adanya. Kasih Kristus yang mendasari kasih kemanusiaan kita pada akhirnya menjadi identitas kita sebagai anak-anak terang.

 

Youth, di tengah dunia yang penuh dengan kasih transaksional, kita didorong untuk meneladani kasih Kristus yang transformasional sehingga kita dimampukan untuk terus mengasihi walaupun banyak tantangan dan kesulitan. Kasih semacam ini tidak hanya mengubahkan mereka yang dikasihi, tetapi juga kita yang mengasihi.

 

 

1. Apa saja ciri hidup sebagai anak-anak Terang?
2. Upaya apa saja yang dapat dilakukan untuk menyatakan kasih yang transformasional itu?

 

 

Pokok Doa: Komitmen mewujudkan kasih yang transformasional.