Supaya kita sungguh-sungguh merdeka, Kristus telah memerdekakan
kita. Karena itu berdirilah teguh dan jangan mau lagi dikenakan kuk
perhambaan.
(Gal. 5:1)

Sekali merdeka tetap merdeka! Kata-kata ini terlontar dari mulut para pejuang kemerdekaan Republik Indonesia. Mengangkat senjata, meninggalkan keluarga, meninggalkan segala sesuatu berjuang demi kemerdekaan berdiplomasi, tidak sedikit juga yang mengorbankan nyawa. Lalu bagaimana setelah 78 tahun merdeka? Ternyata kita tidak sungguh merdeka, ada juga orang yang masih hidup dalam penjajahan, entah oleh orang yang berkuasa atau oleh orang yang dikasihinya, karena ia membiarkan dirinya hidup tidak merdeka.

Inilah juga yang mau disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Galatia. Saat itu ada orang yang mengatakan bahwa diri mereka adalah guru dan berusaha membawa umat kembali kepada tradisi hukum Taurat dan itu berarti kembali berada dalam sebuah perhambaan. Maka Paulus mengingatkan umat bahwa Kristus telah sunguh-sungguh menebus umat dan memerdekakan mereka dari kuk perhambaan melalui kematianNya. Keyakinan ini seharusnya membuat umat dapat berdiri dengan teguh dan tidak membiarkan diri mereka dibujuk untuk kembali memegang teguh hukum Taurat. Walau hal ini bukan berarti mereka dapat hidup seenaknya tapi dalam kemerdekaannya mereka hidup di bawah kasih karunia Allah.

DOA:
Kami bersyukur ya Bapa, karena melalui kematian Anak-Mu Yesus
Kristus di atas kayu salib maka kami telah dimerdekakan. Ajarlah
kami agar dapat memiliki keyakinan teguh dan hidup di dalam kasih
karuniaMu. Amin