Yesaya 28:14-22

“Sesungguhnya, Aku meletakkan sebagai dasar di Sion sebuah batu, batu yang teruji, sebuah batu penjuru yang mahal, suatu dasar yang teguh ….”
(Yes. 28:16)

Bapak Pendidikan, Ki Hajar Dewantara, mengajukan tiga pola kepemimpinan yang dikenal dengan Ing Ngarsa Sung Tuladha, Ing Madya Mangun Karsa, dan Tutwuri Handayani. Ketiga slogan ini berarti “di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbingan, di belakang memberi dorongan”. Tiga pola ini diharapkan menginspirasi para pemimpin Indonesia dalam menjalankan tugas kepemimpinan mereka secara bertanggung jawab.

Melalui nubuatnya, Nabi Yesaya mengritik para pemimpin Israel yang hanya peduli pada kesenangan diri sendiri dan melupakan tanggung jawab kepemimpinan. Mereka gagal menjalankan fungsi kepemimpinan. Mereka korupsi dan melakukan tindakan-tindakan tidak terpuji. Karena itu, Allah sendiri yang akan menegakkan keadilan dan kebenaran-Nya di antara umat Israel. Ia meletakkan dasar di Sion sebuah batu penjuru yang teruji sebagai patokan kebenaran dan keadilan dalam kehidupan Israel. Batu penjuru merupakan batu utama yang dipakai sebagai patokan dan titik pusat dalam mendirikan bangunan. Di tengah kegagalan para pemimpin, Allah sendiri yang akan menjadi pusat dan penentu arah kebenaran dan keadilan umat.

Youth, menjadi pemimpin itu bukan soal kebanggaan atas jabatan atau pamer kuasa. Mendapatkan kepercayaan untuk memimpin bukanlah soal hebat atau tidak, melainkan tanggung jawab untuk membawa perubahan dan menegakkan kebenaran dalam kepemimpinannya. Karena itu, arahkan hatimu kepada Allah sehingga Ia memimpin tiap langkah dalam perjalananmu untuk menjadi pemimpin yang bertanggung jawab dan memuliakan-Nya.

1. Apa saja kegagalan pemimpin Israel sehingga mereka ditegur Allah?
2. JIka diberi tanggung jawab kepemimpinan, bagaimana Youth memaknainya?

Pokok Doa: Menjalankan tugas dan kepercayaan dengan takut akan Allah.