1 Korintus 6:1-11

Tetapi kamu sendiri melakukan ketidakadilan dan kamu sendiri mendatangkan kerugian, dan hal itu kamu buat terhadap saudarasaudaramu.
(1Kor. 6:8)

Ada sebuah ungkapan lama, “Piring gelas bisa saling bergesekan/bertumbukan di rak”. Maksud dari perkataan ini adalah bahwa perselisihan kadang menjadi pengalaman yang tak terhindarkan; tinggal bagaimana kita menyikapinya.

Dalam jemaat Korintus, terdapat kasus di mana orang saling menuntut di pengadilan bahkan untuk hal-hal sepele demi pembenaran. Teguran keras Paulus tidak dimaksudkan untuk menolak atau mengabaikan sebuah proses hukum. Ketegasan Paulus ditujukan kepada orang yang berniat untuk saling mempermalukan saudara seiman di depan umum, mengingat peradilan dalam sistem Yunani saat itu merupakan tontonan publik. Bagi Paulus, hal-hal sepele yang tidak tergolong tindak kriminal seharusnya dapat diselesaikan dalam konteks sesama orang beriman yang tahu dan mengerti kehendak Allah. Tidak perlu lebay dalam menyikapi suatu hal. Saling mempermalukan di pengadilan sama sekali tidak bisa menjadi contoh bagi orang lain tentang hidup orang beriman. Tujuan Paulus adalah bahwa sebagai sesama orang beriman, kita bisa berkomitmen satu sama lain dalam komunitas sehingga perselisihan dan perbedaan pendapat tidak perlu dibawa ke ranah hukum.

Youth, dalam hidup bergereja dibutuhkan kedewasaan dan kebesaran hati serta kebijaksanaan dalam menangani situasi krisis dalam relasi antaranggota persekutuan. Setiap kita memiliki panggilan untuk menjadi mediator, agen pembawa cinta dan damai Kristus dalam komunitas. Relasi antarmanusia selalu rentan konflik sehingga dibutuhkan kecakapan untuk mengintervensi sebelum konflik itu menjadi semakin serius. Kepedulian kepada orang lain merupakan tanggung jawab kita bersama.

1. Bagaimana respons Paulus terhadap perselisihan yang dibawa ke pengadilan?
2. Hal-hal apa yang perlu diperhatikan agar relasi sesama orang percaya dapat berjalan dengan baik?

Pokok Doa: Tetap teguh sebagai duta Kristus untuk membawa damai.