INI AKU, UTUS AKU!
Lalu aku mendengar suara Tuhan berkata: “Siapakah yang akan
Kuutus, dan siapakah yang mau pergi untuk Aku?” Maka sahutku:
“Ini aku, utuslah aku!”
(Yes. 6:8)
Seorang pemuda bernyanyi lagu dari PKJ 177, saat tiba di bagian refrain,ia pun bernyanyi dengan suara yang kencang: “Ini aku, utus dia! Kudengar Engkau memanggilku…” Segera teman-temannya tertawa mendengar lagu yang main asal dia ubah itu. Tetapi kemudian dia berkata: “Aku mah pemuda jujur, bukankah kalian juga sama saja, coba saat diminta oleh pendeta untuk melakukan pekerjaan yang susah dan berat maka kita akan berkata: ‘Ini aku, utus dia’ sembari tangan kita menunjuk ke yang lain.” Teman-temannya tertawa dan berkata: “Benar juga!!!”
Tidak mudah bagi Yesaya untuk mengatakan: “Ini aku, utuslah aku!” Mengapa tidak mudah? Pada bacaan di bagian atas pun Yesaya mengatakan bahwa ia merasa tidak layak. Ia menyebutkan: “Celakalah aku! Aku binasa!…” Perasaan tidak layak itu diubah oleh Tuhan dengan sentuhan-Nya yang kudus, karena memang pada dasarnya tidak ada manusia yang layak, tetapi Tuhan sendiri yang melayakkan kita agar dapat menjadi alat dalam tangan-Nya. Sentuhan itulah yang mengubah cara pandang Yesaya dari tidak layak menjadi layak dan ia dapat mengatakan: “Ini aku, utuslah aku!” Ia merasa yakin bahwa Tuhan tidak akan meninggalkan dia dan akan menolongnya melewati semua tugas yang Tuhan berikan.
DOA:
Ini aku Tuhan, utuslah aku dan pakailah aku menjadi alat dalam
tangan-Mu, sehingga melalui kehidupan kami maka banyak orang
boleh mengenal dan memuliakan nama Tuhan. Amin.
Pengganti ongkos cetak dan biaya pengiriman:
Rp. 70.000,-/tahun
Rp. 8.000,-/eksemplar
Pembayaran melalui:
Bank Mandiri - Jakarta, Kelapa Dua
A/C No. 165 0000 558743
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Marketing
BCA Bidakara
A/C No. 450 558 9999
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama
Persembahan Kasih melalui:
BCA Bidakara
A/C No. 450 305 2990
a.n. Yayasan Komunikasi Bersama