Lukas 7:1-10

“… sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami.”
(Lukas 7:5)

Kita semua mengetahui bahwa Indonesia adalah negara yang memiliki keberagaman. Di negara ini ada beragam suku bangsa, agama, ras, budaya, pandangan politik, ideologi, dan lain sebagainya. Bayangkan jika di negara yang besar dan memiliki keberagaman ini, tiap kelompok masyarakat tidak bisa menghargai kelompok lain; masing-masing kelompok merasa lebih benar dan harus diutamakan. Tentu negara kita akan megalami chaos, terjadi pertikaian di mana-mana. Syukurlah, meskipun ada saja kelompok yang tidak menghargai kelompok lain, di berbagai daerah masih ada kelompok berbeda yang saling menghargai. Di beberapa tempat di Indonesia misalnya, ada masyarakat Kristen yang membantu pembangunan masjid dan kelompok masyarakat Islam yang membantu pembangunan gereja.

Penghargaan akan perbedaan dan keberagaman ditunjukkan oleh perwira Romawi di Kapernaum. Perwira Romawi ini dikatakan takut akan Allah dan mengasihi orang Yahudi. Ia bukan seorang Yahudi, tetapi ia memahami dan menghargai iman mereka sampai-sampai bersedia menanggung biaya pembangunan rumah ibadat (ay. 5). Perwira Romawi ini sangat menghargai hambanya. Ketika hambanya sakit, ia meminta agar Yesus, yang adalah seorang Yahudi, datang dan menyembuhkan hambanya (ay. 3). Apa yang dilakukan oleh perwira ini menjadi contoh bagi kita tentang menghargai keberagaman. Ia menghargai orang-orang yang berbeda bangsa dan agama, bahkan menunjukkan penghargaan dan kasihnya kepada seorang hamba yang secara status sosial berbeda.

Teens, sebagai anak-anak Tuhan yang telah diselamatkan oleh Yesus Kristus, bagaimanakah sikap kita terhadap orang-orang yang berbeda dengan kita? Apakah kita merasa diri lebih baik dan lebih benar dari mereka lalu menyingkirkan mereka? Atau kita bersedia menghargai dan menjalin relasi yang baik dengan mereka?