Kisah Para Rasul 1:1-5

Pada suatu hari ketika Ia makan bersama-samadengan mereka, Ia melarang mereka meninggalkan Yerusalem, dan menyuruh mereka tinggal di situ menantikan janji Bapa ….
(Kisah Para Rasul 1:4)

David adalah seorang remaja yang suka bermain basket. Suatu kali ia berkenalan dengan Pak Rian, pelatih klub basket terkenal di kotanya. David senang sekali saat Pak Rian mengajaknya bermain basket. “Namun, tidak sekarang. Hari Sabtu pukul 10.00 di sini, ya,” kata Pak Rian. Masih ada empat hari lagi sebelum hari Sabtu tiba. David sangat bersemangat menantikannya, dan ia akan berlatih dengan giat agar tidak mengecewakan Pak Rian.

Bagaimanakah sikap kita saat menanti penggenapan sebuah janji? Apakah kita merasa bosan? Atau, seperti David, kita justru bersemangat untuk menyiapkan diri menerima janji itu? Murid-murid Tuhan Yesus juga pernah menerima sebuah janji. Sebelum terangkat ke surga, Tuhan Yesus berjanji akan mencurahkan Roh Kudus bagi para murid-Nya (ay. 5). Murid-murid harus menanti di Yerusalem sampai waktunya Roh Kudus itu dicurahkan. Tahukah kamu apa yang mereka lakukan selama menantikan janji itu? Mereka bertekun dalam doa (Kis. 1:14). Persekutuan mereka makin hangat dalam ikatan kasih Tuhan dan dalam pengharapan yang sama akan janji itu. Mereka tidak bosan menanti karena mereka bersama-sama mengisi hari-hari dengan aktif mempersiapkan diri untuk menerima janji Bapa.

Teens, hal ini jugalah yang Tuhan inginkan dari kita. Saat kita menantikan pertolongan Tuhan, jangan hanya berdiam diri saja. Lakukanlah sesuatu sambil menanti. Teruslah berlatih, berusaha dan berdoa. Jika dahulu murid-murid Yesus menantikan Roh Kudus, kini kita telah mengalami kuasa Roh Kudus setiap hari. Kuasa Roh Kudus memampukan kita untuk merespons janji-Nya dengan hati yang percaya dan bersemangat. Karena itu, terimalah janji Bapa bahwa Ia akan selalu menyertai dan menolong kita. Sambil menantikan pertolongan-Nya, teruslah bergiat, bersemangat, dan setia kepada Tuhan. Percayalah bahwa janji-Nya akan digenapi.