Kisah Para Rasul 18:1-3

Dan karena mereka melakukan pekerjaan yang sama, ia tinggal bersamasama dengan mereka. Mereka bekerja bersamasama, karena mereka samasama tukang kemah.
(Kisah Para Rasul 18:3)

Cobalah temukan persamaan pada beberapa pertandingan berikut ini: arung jeram, tarik tambang, basket, sepak bola, dan lari estafet. Mungkin dalam daftar persamaan yang kamu temukan ada hal ini: Kelimanya sama-sama membutuhkan kerja sama yang kompak dengan anggota tim. Benar, dalam kelima pertandingan tersebut setiap orang tidak bertanding sendirian. Kerja sama yang baik antaranggota tim menjadi salah satu kunci keberhasilannya: bekerja sama memberikan yang terbaik, saling melengkapi dan mendukung, saling percaya, mau mengikuti arahan temannya, dan sebagainya. Mudahkah menumbuhkan kerja sama yang seperti itu? Tentu tidak! Mereka harus terus berlatih. Namun, ternyata semua latihan itu tidak percuma karena hasilnya sangat berguna.

Paulus dalam pelayanannya juga tidak berjuang sendirian. Ia bekerja sama dengan banyak orang. Di antaranya, bekerja sama dengan sepasang suami-istri bernama Akwila dan Priskila. Kerja sama ini diawali dengan satu kesamaan di antara mereka, yaitu sama-sama bekerja sebagai tukang kemah. Akwila dan Priskila membantu Paulus dalam pelayanannya. Paulus sempat singgah di rumah mereka (ay. 2). Akwila dan Priskila juga bersemangat untuk pergi bersama Paulus mengabarkan Injil (Kis. 18:18). Nama Akwila dan Priskila tercatat juga dalam Surat Roma, 1 Korintus, dan 2 Timotius. Artinya, baik Timotius maupun jemaat di Roma dan Korintus mengenal mereka melalui pelayanannya bersama Paulus.

Teens, ada orang-orang yang memiliki kesamaan dengan kita meski tidak sama persis. Mari kita membuka diri dan membangun sikap kerja sama dengan orang di sekitar kita. Seperti yang dialami Paulus dengan Akwila dan Priskila, persamaan tertentu dapat menjadi “pintuk masuk” untuk mengawali kerja sama yang berguna dengan orang lain. Misalnya, kesamaan sebagai siswa, kesamaan sebagai keluarga, kesamaan hobi dan sebagainya.