Kisah Para Rasul 22:1-21

“Tetapi kata Tuhan kepadaku: Pergilah, sebab Aku akan mengutus engkau jauh dari sini kepada bangsa-bangsa lain.”
(Kisah Para Rasul 22:21)

Seorang bernama Charlotte Elliot mengalami hidup yang tidak mudah. Ia sering sekali sakit hingga tubuhnya tidak kuat untuk berdiri. Suatu kali seorang pendeta bertamu ke rumahnya dan bertanya, apakah Charlotte mengenal Tuhan Yesus? Charlotte tidak ingin menjawabnya. Hatinya dipenuhi kemarahan, ia sulit menerima keadaannya yang sering sakit. Namun, selama beberapa hari pertanyaan pendeta itu terus bergema di hatinya. Ketika bertemu kembali dengan pendeta itu, ia pun mengatakan ingin mengenal Yesus, tetapi tidak tahu bagaimana caranya. Pendeta itu menjawab, “Datanglah pada Yesus sebagaimana adanya kamu.” Sejak itu Charlotte percaya kepada Tuhan Yesus. Tubuhnya masih mudah sakit, tetapi imannya membuat ia bersemangat. Ia tidak dapat beraktivitas seperti teman-temannya, tetapi ia terus menyatakan imannya dengan menulis lagu. Salah satu lagu yang ditulisnya adalah “Meski Tak Layak Diriku” (“Just as I am”). Lagu ini terinspirasi dari pengalamannya saat Tuhan menerima ia sebagaimana adanya, dalam kelemahannya.

Paulus juga merasakan penerimaan Tuhan itu. Dalam teks Alkitab hari ini, kita membaca tentang pengakuan Paulus terkait dirinya, termasuk masa lalunya. Ia tidak malu mengakui kesalahannya, juga pengalaman perjumpaannya dengan Tuhan. Paulus bisa mengatakan semua itu karena ia telah merasakan kasih Tuhan yang menerimanya sebagaimana ia ada. Ia diterima meski pernah berbuat banyak kesalahan; meski dianggap tidak layak oleh dunia. Penerimaan Tuhan menjadikan Paulus bersemangat untuk setia mengikut dan melayani- Nya. Saat Tuhan memercayakan tugas untuk pemberitaan Injil pada bangsa-bangsa, Paulus tidak menolaknya.

Teens, kita pun tentu pernah berbuat kesalahan. Mungkin kita punya pengalaman buruk yang selalu membuat kita merasa tidak layak lagi untuk dikasihi. Namun, hari ini kita diingatkan bahwa kasih Tuhan yang berlaku bagi Paulus dan Charlotte Elliot, juga berlaku bagi kita. Kita diterima oleh Tuhan sebagaimana adanya kita karena Ia sungguh mengasihi kita.