Kisah Para Rasul 14:1-18

“Hai kamu sekalian, mengapa kamu berbuat demikian? Kami ini adalah manusia biasa sama seperti kamu.”
(Kisah Para Rasul 14:15)

Di dalam Alkitab kita mengenal nama Barnabas dan Paulus sebagai pekabar Injil. Namun, pernahkah kamu mendengar cerita ada orang-orang yang memanggil Barnabas dan Paulus sebagai dewa? Barnabas disebut Zeus, sedangkan Paulus disebut Hermes. Dalam mitologi Yunani, Zeus adalah raja para dewa di Olimpus. Adapun Hermes adalah anak Zeus. Ia adalah dewa pembawa pesan, tugasnya yaitu membawa pesan para dewa di Olimpus kepada manusia. Bagaimana menurutmu perasaan Barnabas dan Paulus saat orang-orang menyebut mereka dewa Zeus dan Hermes? Banggakah mereka?

Paulus dan Barnabas mendapat karunia dari Tuhan untuk mengabarkan Injil, mengajar, dan membuat mukjizat. Di Listra misalnya, Paulus menyembuhkan seorang yang tidak dapat berjalan sejak lahir (ay. 8-10). Peristiwa inilah yang kemudian membuat banyak orang menyebut Barnabas dan Paulus sebagai dewa Zeus dan Hermes. Bahkan, imam dewa Zeus yang mendengar hal ini pun ikut mempersembahkan korban kepada Barnabas dan Paulus (ay. 13). Namun, Barnabas dan Paulus tidak merasa hebat, mereka tidak bangga dengan pujian dan pemujaan itu. Sebaliknya, mereka sangat sedih. Rasa sedih itu mereka ungkapkan dengan mengoyakkan pakaian (ay. 14). Mereka lalu mengatakan kepada orang-orang itu bahwa mukjizat yang mereka lakukan adalah perbuatan Tuhan. Mereka bukan dewa, dan tidak mau dianggap sebagai dewa. Mereka adalah manusia biasa yang dipakai Tuhan untuk mengabarkan Injil melalui firman dan mukjizat.

Teens, mungkin kita pun pernah menerima pujian dari teman-teman atau keluarga kita atas bakat yang membanggakan, atau prestasi yang kita raih. Belajar dari Barnabas dan Paulus, mari kita berani mengakui bahwa kita hanyalah manusia biasa. Kita bukan manusia super, juga bukan dewa. Yang luar biasa ialah Tuhan yang memampukan kita melakukan semua itu.