Amsal 11:23-30

Siapa mengejar kebaikan, berusaha untuk dikenan orang, tetapi siapa mengejar kejahatan akan ditimpa kejahatan.
(Ams. 11:27)

Sekarang ini kita menyaksikan banyak orang yang memberikan motivasi dan inspirasi hidup dengan melakukan tindakan kasih misalnya dengan cara memberi sumbangan uang atau barang. Aksi ini disebarluaskan melalui media sosial seperti Instagram reels atau TikTok. Para influencer itu memberikan dorongan agar para followers-nya terinspirasi dan bisa melakukan hal serupa. Namun, tak jarang juga para influencer ini ternyata berbohong dalam aksi mereka dengan menarik kembali sumbangan yang telah mereka berikan. Semua itu dilakukan untuk meningkatkan jumlah viewer dan mencari popularitas belaka.

Penulis kitab Amsal mengecam keras berbagai tindakan kepalsuan yang dilakukan oleh manusia. Ketika mereka mencari kenikmatan dan kelimpahan yang sifatnya sementara, justru mereka akan mendapatkan kemalangan. Namun sebaliknya, ketika seseorang mau mengutamakan orang lain dan banyak memberi, ia akan banyak mendapatkan kelimpahan. Apakah artinya kita tidak boleh mencari kenikmatan ketika hidup di dalam dunia? Tentu saja boleh. Yang tidak boleh adalah jika di dalam proses mendapatkannya kita melupakan orang-orang di sekitar kita dan tidak mengindahkan penderitaan mereka. Ketika itu terjadi maka Tuhan tidak berkenan pada mereka.

Tuhan menginginkan agar umat-Nya hidup sesuai dengan firman-Nya. Di saat bersamaan, umat Tuhan diharapkan melakukan semuanya dengan ketulusan dan bukan kepalsuan. Memberi bukan karena ingin diberi, melainkan karena berlandaskan cinta dan perhatian kepada Tuhan dan sesama manusia.

1. Orang seperti apa yang Tuhan limpahi berkat?
2. Apa yang menghambat kita untuk tulus dalam berbuat baik?

Pokok Doa: Berharap agar bisa tetap setia dan tulus kepada Tuhan dan sesama.