Ingatlah selalu akan Dia, yang tekun menanggung bantahan yang
sehebat itu terhadap diri-Nya dari pihak orang-orang berdosa,
supaya jangan kamu menjadi lemah dan putus asa.
(Ibr. 12:3)

Oma Tet pernah bercerita tentang ibunya yang berjuang baginya ketika semasa kecil dulu. Ibunya adalah orang sederhana yang berjuang supaya anak-anaknya bisa bersekolah. Ibunya selalu bangun pagi membuat kue jajanan untuk dijual di kantin, lalu ia mencuci pakaian beberapa keluarga supaya mendapattambahan pemasukan. Barulah ia memasak untuk keluarganya sambil menyetrika baju-baju milik orang lain. Bila kadangkadang Oma Tet malas belajar, ia langsung teringat jerih lelah ibunya, sehingga ia bersemangat lagi untuk belajar dengan baik.

Pengorbanan seorang ibu yang berjuang mati-matian untuk anaknya bisa menjadi penyemangat belajar bagi anaknya. Tuhan Yesus juga telah tekun menderita bahkan sampai mati di kayu salib untuk menebus dosa umat manusia. Sebagai orang percaya kita juga harus selalu mengingat pengorbanan Tuhan kita agar kita tidak menjadi lemah dan putus asa ketika menghadapi persoalan-persoalan hidup. Ingatan kita akan ketekunan Tuhan yang menderita bagi kita seharusnya mendorong kita menjadi orang-orang yang bersemangat untuk menjadi murid Tuhan yang setia. Jangan lemah dan menyerah karena apa pun, ingat Dia sudah mati bagi kita.

DOA:
Ya Tuhan, kami bersyukur atas pengorbanan-Mu bagi kami
yang berdosa. Tolong kami untuk menghargai karya-Mu dengan
memelihara hidup benar dan setia pada-Mu. Amin.