1 Tesalonika 4:9-12

Tentang kasih persaudaraan tidak perlu dituliskan kepadamu, karena kamu sendiri telah belajar kasih mengasihi dari Allah.
(1Tes. 4:9)

Saat wabah Covid-19 meningkat ke varian omicron, saya dan seluruh keluarga terpapar. Kami berenam harus menjalani isolasi mandiri di rumah. Saat menjalani isolasi mandiri, ruang gerak menjadi sangat terbatas. Namun, kami tidak mengalami kesulitan dalam memenuhi berbagai kebutuhan karena sanak saudara, sahabat dan anggota gereja silih berganti mengirimkannya untuk kami. Sapaan kasih mereka lewat telepon bukanlah sekedar basa basi melainkan juga diwujudkan dalam tindakan nyata.

Jemaat di Tesalonika oleh Paulus terindikasi telah berhasil dalam menciptakan kondisi yang intim dan erat di antara jemaat Tuhan. Karena itu, Paulus menyebut hubungan di antara anggota jemaat bukanlah sekedar sebuah hubungan yang sifatnya “basa-basi”, melainkan sebuah hubungan yang sudah terjalin seperti keluarga. Mereka hidup saling mengasihi, bukan hanya dengan sesama jemaat Tesalonika, tetapi juga diwujudkan dengan berbagi kasih bagi jemaat Makedonia. Kasih persaudaraan diamalkan karena Allah telah lebih dahulu mengasihi umat-Nya.

Youth, memang tidak selalu mudah menjadikan orang-orang di sekeliling kita sebagai saudara. Sebab ada banyak orang yang terkadang ucapan dan tindakannya melukai diri kita. Namun, jika kita mau meneladani Allah yang tulus mengasihi niscaya kita dimampukan untuk mengasihi dan mengikat relasi persaudaraan dengan sesama. Mari kita berusaha untuk tidak berpura-pura dalam mengasihi, bukan sekedar basa-basi melainkan dengan tulus mewujudnyatakan kasih dalam tindakan sehari-hari.

1. Mengapa Paulus memuji tindakan jemaat Tesalonika?
2. Dalam hal apa biasanya kita melakukan basa-basi?

Pokok Doa: Kejujuran dalam setiap tindakan.