Kisah Para Rasul 9:19b-31

Setibanya di Yerusalem Saulus Kisah Para Rasul 9:19b-31 mencoba menggabungkan diri kepada murid-murid, tetapi semuanya takut kepadanya, karena mereka tidak dapat percaya, bahwa ia juga seorang murid.
(Kisah Para Rasul 9:26)

Pernah enggak kamu merasa dicurigai? Curiga adalah rasa tidak percaya, bahkan disertai dengan menaruh prasangka terhadap sesama. Misalnya, teman kita kehilangan sesuatu pada waktu kita berada di tempat kehilangan itu, bisa jadi ia curiga kita yang mengambilnya. Atau, kita mengenal seseorang yang berbuat jahat pada teman kita, teman itu bisa saja curiga bahwa kita ikut merancang kejahatan tersebut. Sangat tidak nyaman kan, jika ada orang yang menaruh curiga pada kita?

Perasaan dicurigai atau tidak dipercaya itu pernah juga dialami oleh Paulus di masa awal pertobatannya. Alkitab mencatat namanya Saulus, sebelum kemudian ia dikenal dengan nama Paulus. Pada saat itu ia telah percaya kepada Tuhan Yesus, bahkan ia memberikan diri untuk melayani, mengabarkan firman Tuhan. Namun, pada saat ia menggabungkan diri dengan murid-murid Tuhan Yesus yang berada di Yerusalem, mereka semua tidak percaya bahwa Saulus telah bertobat. Murid-murid itu merasa takut karena mengetahui Saulus dahulu suka menganiaya umat Tuhan. Rasanya tidak mungkin kini ia bertobat menjadi murid Tuhan. Lalu, apa yang dilakukan oleh Saulus di tengah ketidakpercayaan murid-murid Tuhan Yesus itu? Saulus tetap tinggal di antara mereka. Ia tetap berbuat baik dan tetap mengajar dengan berani dalam nama Tuhan (ay. 28).

Teens, mungkin suatu kali ada seseorang yang mencurigaimu berbuat hal yang tidak kamu lakukan. Kamu pun merasa sedih, marah, kecewa, dan tidak ingin bertemu lagi dengannya. Belajar dari pengalaman Saulus, kita diingatkan untuk tetap berada di antara mereka yang mencurigai kita walaupun tentu terasa kurang nyaman. Jangan menjauhi atau marah kepada mereka. Tetaplah lakukan yang baik, nyatakan kasih hingga mereka sendiri akan tahu kebenarannya. Pada saatnya, Tuhan akan menyatakan kebenaran jika kita setia melakukan tanggung jawab kita.