Kisah Para Rasul 2:1-13

“Bukankah mereka semua yang berkata-kata itu orang Galilea? Bagaimana mungkin kita masing-masing mendengar mereka berkata-kata dalam bahasa kita sendiri ….”
(Kisah Para Rasul 2:7-8)

Pernahkah kamu berada di suatu tempat di mana orang-orang berbicara menggunakan bahasa yang tidak kamu mengerti? Jika pernah, tentu tidak nyaman rasanya, ya. Sebab, kita tahu ada orang-orang yang berbicara, tetapi kita sama sekali tidak mengerti apa yang sedang mereka bicarakan. Mengenal bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam pergaulan kita dengan orang lain. Dengan mengenal bahasa orang lain, kita bisa mengerti dan merespons mereka.

Tuhan juga selalu menggunakan bahasa yang dikenal oleh umat-Nya. Pada hari Pentakosta, Tuhan mencurahkan Roh Kudus yang memampukan para murid berbicara dalam bahasa-bahasa yang dimengerti oleh banyak orang di situ. Padahal, para murid adalah orang-orang Galilea, sedangkan orang-orang yang berkumpul di hari Pentakosta itu berasal dari Partia, Media, Elam, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Asia, Mesir, Libia, Kirene, Roma, Arab, dan sebagainya. Pada hari itu, mereka masing-masing mendengar para murid berbicara dalam bahasa mereka, dan mereka menjadi terheran-heran akan hal ini. Di sini tampak bahwa kuasa Tuhan dapat menembus batas perbedaan bahasa. Tuhan dapat menggunakan bahasa yang dikenal setiap orang.

Teens, sampai saat ini Tuhan masih terus berbicara dengan bahasa yang kita kenal. Bukan sekadar bahasa Indonesia, bahasa Inggris, bahasa Mandarin, dan sebagainya, melainkan Ia juga mengenal air mata kita, kepedihan hati kita, juga sifatsifat kita. Ia mengerti perasaan kita meskipun kita memilih untuk diam. Ia ingin terus menyapa dan menyemangati kita. Ia ingin kita pun mendengar sapaan-Nya. Mulai hari ini, setiap kali kamu membaca firman Tuhan, rasakanlah Tuhan yang berbicara dengan bahasa yang kamu kenal. Dalam kesibukanmu, rasakan juga kehadiran-Nya yang menemanimu. Ia ingin agar kamu mengerti hati-Nya, merasakan kasih-Nya, dan menjawab sapaan lembut-Nya.